Penyebab Air Ketuban Pecah
Air ketuban biasanya
pecah ketika sang ibu dalam masa kontraksi untuk melahirkan sang
bayi. Namun, ada kalanya ketuban pecah dini hingga dapat
mengakibatkan komplikasi serius. Selama kehamilan, janin dalam kandungan
dilindungi dan dikelilingi oleh membran (selaput) yang berisi cairan yang
disebut kantung ketuban. Beberapa saat sebelum janin atau bayi lahir, kantung
tersebut akan pecah dan cairan yang disebut air ketuban akan keluar melalui
vagina. Namun, ada kalanya air ketuban pecah dini atau pada waktu kapan saja
sebelum usia kandungan berumur 37 minggu.
A. Penyebab ketuban pecah dini.
Ketuban
pecah dini biasanya menyebabkan persalinan prematur alias bayi terpaksa
dilahirkan sebelum waktunya.
Air ketuban pecah lebih awal bisa
disebabkan beberapa hal seperti berikut:
1.
Infeksi rahim, leher rahim, atau
vagina. Ini adalah pemicu umum ketuban pecah dini.
2.
Trauma, akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, terjatuh, dsb.
3.
Rahim dan kantung ketuban yang
terlalu melar. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah janin dalam kandungan lebih
dari satu atau volume cairan ketuban yang terlalu banyak.
4.
Stres atau merokok selama masa
kehamilan.
5.
Menjalani operasi atau Biopsi serviks.
6.
Pernah mengalami ketuban pecah dini
pada kehamilan sebelumnya.
7.
Perdarahan vagina selama kehamilan.
8.
Indeks massa tubuh ibu hamil
rendah.
9.
Tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol.
B. Komplikasi ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini bisa dianggap
sebagai hal serius karena dapat mengakibatkan:
1.
Bayi lahir prematur.
2.
Meningkatnya risiko terjadinya
retensio plasenta (sebagian atau semua plasenta tertinggal di dalam
rahim).Akibatnya kondisi ini bisa terjadi perdarahan postpartum primer dan
sekunder (kehilangan darah dalam waktu 24 jam hingga enam minggu setelah
melahirkan).
3.
Oligohidramnion (cairan ketuban
terlalu sedikit) bila terjadi pada kehamilan usia muda. Kondisi ini akan
memnyebabkan infeksi pada janin bahkan kematian janin.
4.
Solusio plasenta (terlepasnya
sebagian atau seluruh plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan
terjadi).
5.
Tali pusat janin putus.
6.
Ketika ketuban pecah, kuman dapat
bermigrasi ke dalam kantung ketuban hingga menyebabkan infeksi dalam rahim.
Gejalanya termasuk suhu tubuh naik, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau
yang tidak enak, denyut nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak
jantung bayi menjadi lebih cepat dari biasanya.
7.
Ketika cairan ketuban hilang, tali
pusat bisa terjepit di antara bayi dan dinding rahim. Akibatnya, bayi bisa
mengalami cedera otak atau bahkan kematian.
8.
Jika ketuban pecah sebelum
kehamilan berusia 23 minggu, paru-paru bayi kemungkinan tidak akan berkembang
dengan baik. Karena di awal kehamilan, cairan ketuban dibutuhkan bagi
terbentuknya jaringan paru-paru.
9.
Jika ketuban pecah di usia 18 dan
22-23 minggu masa kehamilan, jaringan paru-paru pada janin tidak akan pernah
dapat terbentuk. Selain itu, anggota badan janin lainnya kemungkinan juga tidak
berkembang secara normal.
Jika Anda curiga ataupun
merasakan air ketuban pecah dini, segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan
penanganan. Air ketuban dapat dikenali dengan ciri-cirinya yang berwarna bening
atau ada bintik-bintik putih, disertai darah atau lendir, dan tidak berbau.
Comments
Post a Comment