Anemia Defisiensi Besi : Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Anemia Defisiensi Besi : Gejala,
Penyebab dan Pengobatannya.
A. Pengertian Anemia.
Anemia defisiensi besi adalah
kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan penurunan jumlah sel
darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah
yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat
kekurangan zat besi akan dibahas lebih dalam. Zat Besi diperlukan tubuh untuk
menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin.
Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk mengikat dan
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu juga berperan
dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh
manusia kekurangan sel darah merah, penyebaran oksigen dan pembuangan
karbondioksida akan terganggu. Anemia
jenis ini umum terjadi pada orang di segala usia, termasuk anak-anak,
dengan penderita wanita lebih banyak dibanding pria. Sebagian besar kasus
anemia terjadi di negara yang masih berkembang termasuk Indonesia. Anemia
defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum.
B.
Anemia
Di Indonesia.
Indonesia
adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi
menjadi salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil
dan wanita yang berada pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita
anemia.
Berikut ini adalah beberapa
penyebab anemia di Indonesia:
1. Malanutrisi
atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat besi
orang Indonesia masih kurang karena kurangnya asupan yang bersumber dari
nutrisi hewani. Nasi dan bahan nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari
orang Indonesia, padahal daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat
besi yang tinggi. Keragaman menu makanan memiliki peran penting dalam asupan
zat besi yang cukup.
2. Kebiasaan
minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam
tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
3. Indonesia
juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang
tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan
penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang
sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
4. Di
Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat Sakit Maag atau
masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan
mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru berdampak pada turunnya
penyerapan zat besi.
5. Wanita
yang mengalami haid berlebihan cenderung menderita anemia. Hal ini terjadi
karena banyaknya darah yang terbuang, inilah yang menjadi penyebab anemia pada
wanita di masa subur.
6. Anemia
juga umum terjadi pada wanita hamil. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita
meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin
agar dapat tumbuh secara normal.
C. Gejala Yang Muncul Akibat Anemia
Defisiensi Besi.
Tingkat
gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun.
Ada penderita yang mengalami hampir semua gejala, sedangkan ada beberapa yang
hanya merasa lelah.
Berikut adalah Gejala - Gejala
Anemia yang umum terjadi :
1. Mudah
atau lebih cepat lelah.
2. Mudah
tersinggung.
3. Kurang
berenergi.
4. Muka
pucat.
5. Sesak
napas.
6. Sulit
berkonsentrasi atau berpikir.
7. Pusing
dan Sakit Kepala.
8. Kaki
dan tangan terasa dingin.
9. Sensasi
kesemutan pada kaki.
10. Lidah
membengkak atau terasa sakit.
11. Sistem
kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi.
12. Sakit
pada dada.
13. Jantung
terasa berdetak dengan cepat.
14. Tanda-tanda
lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, Rambut
Rontok dan nafsu makan yang menurun.
Jika
Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan
langkah Diagnosis Anemia.
D. Pengobatan dan Penanganan Anemia
Defisiensi Besi.
Mengonsumsi
suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam
tubuh. Tindakan ini sebagai salah satu Pengobatan Anemia. Asupan zat besi
melalui konsumsi makanan juga perlu ditingkatkan, hal ini demi menjaga cadangan
dan tingkat zat besi yang normal.
Ada beberapa makanan sumber zat
besi yang sangat bagus, contohnya:
1. Hati
ayam dan hati sapi.
2. Kacang-kacangan,
misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah.
3. Tahu
dan tempe.
4. Boga
bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang.
5. Sayuran
berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli.
6. Daging
merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing.
7. Buah-buahan
kering, misalnya kismis dan aprikot.
8. Agar
dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan Vitamin C juga diperlukan.
Konsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besinya bersamaan dengan sumber
vitamin C seperti jeruk, kiwi dan tomat.
Pada
dasarnya, Penyebab Anemia bisa bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi
kondisi kronis, penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika
dibiarkan, anemia yang pada umumnya mudah ditangani, justru bisa berdampak
jangka panjang pada tubuh penderitanya.
E. Komplikasi Anemia Defisiensi Besi.
Jika
anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa
menyebabkan Komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk
kepada sistem kekebalan tubuh manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah
terserang penyakit lainnya. Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada
terjadinya Gagal Jantung yaitu saat kinerja jantung menurun dan tidak bisa
memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik. Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan
risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang bisa terjadi contohnya
adalah Keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal, dan lahir
prematur.
F. Gejala Anemia Defisiensi Besi.
Gejala pada anemia defisiensi besi terkadang
bisa tidak terdeteksi karena sangat ringan. Gejala yang muncul pada anemia
tergantung pada tingkat keparahan anemia yang diderita.
Berikut
ini adalah beberapa gejala yang sering terjadi akibat anemia defisiensi besi:
1. Mudah
lelah.
2. Mudah
tersinggung.
3. Nafsu
makan yang menurun. Terutama jika kondisi ini terjadi pada bayi atau anak-anak.
4. Kurang
berenergi.
5. Sesak
napas.
6. Muka
pucat.
7. Sulit
berkonsentrasi atau berpikir.
8. Pusing
dan Sakit Kepala.
9. Selera
makan hilang.
10. Kaki
dan tangan terus terasa dingin.
11. Merasa
kesemutan pada kaki.
12. Lidah
membengkak atau terasa sakit.
13. Sistem
kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi.
14. Sakit
pada dada.
15. Kuku
menjadi rapuh atau gampang patah.
16. Rambut
yang mudah patah atau rontok.
17. Palpitasi
atau sensasi jantung berdebar.
18. Tes
darah bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis anemia. Tes darah juga bisa
menunjukkan jika ada kekurangan Zat Besi atau zat lain yang diperlukan
dalam memproduksi sel darah merah yang sehat.
Segera
temuilah dokter jika mengalami gejala-gejala seperti di atas.
G. Penyebab Anemia Defisiensi Besi.
Terdapat
banyak faktor yang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang menyebabkan beserta penjelasannya :
1. Sel Sabit.
Anemia sel sabit ini disebabkan faktor
genetik. Kondisi di mana terdapat banyak sel darah merah yang cacat, sehingga
tidak bisa membawa cukup banyak oksigen ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang
cacat akan membuat sel darah merah berubah bentuk ketika oksigen
dilepaskan ke jaringan tubuh. Normalnya bentuk sel darah merah adalah bentuk
koin dengan lapisan tengah lebih tipis daripada pinggirnya. Pada anemia ini sel
darah merah akan berubah menyerupai sabit, lebih mudah pecah, dan menggumpal.
Anemia jenis ini tidak memiliki obat, penanganan yang dilakukan untuk
meredakan gejala dan juga mencegah gangguan lain yang menyertai kondisi ini.
2. Malanutrisi.
Kurangnya asupan Zat Besi dalam
makanan menjadi penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Jarangnya
memvariasikan menu makanan menjadi faktor utama yang menyebabkan anemia.
Penderita anemia perlu meningkatkan jumlah konsumsi makanan yang kaya akan zat
besi dan membuat menu makanan yang memenuhi konsep ‘pedoman gizi seimbang’.
Makanan seperti bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah memiliki kandungan
zat besi yang tinggi.
3. Talasemia.
Talasemia
adalah penyakit genetik yang menyebabkan penderitanya
memproduksi hemoglobin yang cacat dan mudah rusak. Tingkat penderita talasemia
di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Jika tidak
ditangani atau dikendalikan dengan baik, penderita talasemia berisiko tinggi
untuk mengalami anemia.
4. Masa Kehamilan dan Kebutuhan Zat
Besi yang Meningkat.
Masa kehamilan adalah waktu yang paling
riskan bagi wanita untuk terkena anemia defisiensi besi. Ada beberapa wanita
hamil membutuhkan suplemen penambah zat besi. Ada juga wanita yang hanya perlu
meningkatkan jumlah zat besi dalam menu makanannya. Pada saat hamil, kebutuhan
zat besi wanita meningkat karena pertumbuhan janin membutuhkan zat besi yang
diserapnya dari darah sang ibu.
5. Perdarahan
yang berlebihan pada saat melahirkan juga bisa memicu munculnya anemia
defisiensi besi pada wanita.
6. Perdarahan secara Berlebihan saat
Menstruasi.
Menstruasi atau haid adalah penyebab
yang umum dari anemia defisiensi besi pada wanita yang berada dalam masa
produktif atau subur. Anemia akan muncul ketika terjadi perdarahan secara
berlebihan pada beberapa siklus menstruasi. Kondisi ini lebih dikenal dengan
istilah Menorrhagia.
7. Makanan
dan Obat-obatan yang Menghambat Penyerapan Zat Besi.
Kebiasaan orang Indonesia yang suka
mengonsumsi teh dan kopi bisa menghambat penyerapan zat besi ke dalam tubuh.
Cokelat memiliki dampak yang sama dalam menghambat penyerapan zat besi.
Jenis-jenis makanan ini mengandung zat tanin, oxalate dan phytate yang
menghalangi proses penyerapan zat besi di sistem pencernaan tubuh.
8. Obat
Sakit Maag yang dikenal sebagai antasida juga memiliki efek yang sama.
Antasida dapat mengurangi produksi asam
lambung, padahal agar dapat diserap oleh usus, kandungan zat besi di dalam
makanan perlu dipaparkan asam lambung terlebih dahulu.
9. Efek
Samping Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS).
Selain itu, pemakaian ibuprofen dan
aspirin dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan pendarahan pada sistem
pencernaan. Kedua obat ini digolongkan dalam obat anti inflamasi non steroid
(OAINS). OAINS memiliki efek samping yang bisa menyebabkan tukak atau luka pada
dinding lambung. Jika dibiarkan, luka pada lapisan dinding lambung bisa
mengalami pendarahan terus-menerus dan secara perlahan-lahan, sehingga akhirnya
menyebabkan anemia.
10. Malabsorpsi.
Malabsorpsi
adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap nutrisi
termasuk zat besi dari makanan yang dicerna tubuh. Kondisi malabsorpsi juga
bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
Malabsorpsi
contohnya bisa terjadi dalam kondisi berikut ini :
1.
Penderita penyakit celiac atau
intoleransi terhadap gluten.
2.
Intoleransi usus terhadap bahan
makanan tertentu seperti laktosa dalam susu.
3.
Penderita Penyakit Crohn.
4.
Penderita Kolitis Ulseratif.
5.
Pascaoperasi pengangkatan bagian
lambung yang dikenal sebagai gastrektomi.
11. Infeksi Cacing Tambang.
Cacing tambang adalah parasit yang hidup
di dalam usus halus manusia. Banyak orang yang terinfeksi cacing tambang dan
tidak menyadarinya, karena kondisi ini tidak memiliki gejala yang signifikan.
Cacing tambang menyerap dan mencerna sel darah merah dari dinding usus halus.
Infeksi yang parah bisa menyebabkan kehilangan selera makan, penurunan berat
badan, kelelahan, dan anemia defisiensi besi. Jika dibiarkan, infeksi cacing
tambang pada akhirnya bisa mengganggu perkembangan mental, intelektual dan
kognitif anak.
Hal
Lain sebagai Pemicu Anemia. Selain penyebab yang sudah disebutkan di
atas, terdapat beberapa faktor yang membuat orang terkena anemia defisiensi
besi :
1.
Kecelakaan motor atau mobil bisa
membuat seseorang kehilangan banyak darah. Diperlukan beberapa waktu agar
tingkat sel darah merah dan persediaan zat besi tubuh korban kecelakaan dapat
pulih kembali.
2.
Mendonorkan darah terlalu sering
dan dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan anemia.
3.
Latihan ketahanan fisik.
4.
Orang yang tidak mengonsumsi daging
atau vegetarian juga lebih berisiko mengalami anemia defisiensi besi.
5.
Anemia juga bisa terjadi pada orang
yang mimisan secara berlebihan atau sering. Terutama pada orang
lanjut usia, anemia bisa terjadi akibat gagal ginjal kronis, kanker perut, dan
kanker Usus Besar.
H. Diagnosis Anemia Defisiensi Besi.
Jika
Anda mengalami gejala-gejala anemia, segeralah memeriksakan diri ke klinik atau
rumah sakit terdekat. Beri tahu dokter tentang gejala yang Anda alami. Untuk
memastikan apakah Anda benar-benar menderita anemia bisa dilakukan dengan
prosedur tes darah.
Tes darah seseorang yang menderita
anemia akibat kekurangan zat Besi akan menunjukkan hasil seperti berikut
ini:
1. Tingkat
sel darah merah di bawah normal.
2. Volume
sel darah merah yang lebih kecil.
3. Tingkat
hemoglobin di bawah normal.
4. Tingkat
feritin di bawah normal. Feritin adalah protein yang menyimpan zat besi dalam
tubuh. Jika tingkat feritin di bawah normal, berarti persediaan zat besi telah
digunakan dan tidak ada banyak zat besi yang tersedia lagi.
5. Folat
dan Vitamin B12 juga berperan dalam
menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi dengan baik. Ketika tubuh
kekurangan vitamin B12 dan folat, anemia bisa terjadi.
Bagi
penderita wanita yang mengalami Menstruasi berlebihan atau Menorrhagia,
disarankan untuk melakukan pemeriksaan daerah panggul untuk melihat apakah ada
tanda infeksi atau penyebab perdarahan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan
prosedur ultrasound. Jika sudah dipastikan Anda menderita anemia defisiensi
besi, Anda mungkin akan diminta jalani pemeriksaan endoskopik dan kolonoskopi.
Endoskopi dilakukan untuk melihat sumber perdarahan di dalam kerongkongan dan
juga bagian dalam lambung. Sedangkan kolonoskopi dilakukan untuk memeriksa
sumber perdarahan di sekitar dinding dalam usus besar.
I. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi.
Penyebab
dasar dari anemia defisiensi besi harus dikenali. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kemunculan kembali kondisi ini. Jika anemia tidak ditangani dan
menjadi kronis, berbagai komplikasi bisa terjadi. Bagi penderita anemia
defisiensi besi yang disebabkan kurangnya asupan nutrisi, Anda bisa menemui
dokter spesialis gizi. Mereka bisa membantu dalam menentukan menu makanan yang
kaya akan asupan Zat Besi.
1.
Meningkatkan
Asupan Zat Besi Dari Menu Makanan.
Perubahan menu makanan, baik jenis dan
jumlahnya, sangat penting dalam penanganan untuk anemia. Walaupun nasi termasuk
dalam makanan pokok kita, kita perlu mengonsumsi nutrisi dari jenis makanan lainnya.
Kita bisa mengurangi takaran nasi dan menambahkan makanan yang lebih kaya akan
zat besi seperti bayam, daging sapi, dan hati ayam.
2.
Wanita
hamil disarankan untuk meningkatkan asupan zat besinya.
Bayi di dalam kandungan membutuhkan
pasokan darah dan zat besi yang cukup. Penambahan zat besi bisa berasal dari
makanan atau pun suplemen penambah zat besi.Tanyakan kepada dokter kandungan
tentang dosis dan aturan pakai obat suplemen yang bisa Anda konsumsi.
3.
Makanan
yang kaya akan Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi.
Makanan yang kaya akan vitamin C adalah
brokoli, jeruk, kiwi, tomat dan paprika merah. Berikut ini daftar makanan dengan sumber zat besi yang baik :
1. Hati
ayam dan hati sapi.
2. Kacang-kacangan
seperti kacang hitam, kacang hijau, kacang merah.
3. Tahu
dan tempe.
4. Makanan
laut atau boga bahari seperti tiram, kerang dan ikan.
5. Sayuran
hijau seperti bayam dan brokoli.
6. Daging
merah tanpa lemak.
7. Buah
kering seperti kismis dan aprikot.
8. Carilah bahan makanan yang sudah
difortifikasi atau dilengkapi dengan zat besi.
Dalam langkah membasmi kekurangan zat
besi, pemerintah telah mendorong persediaan beras dan terigu yang kandungan zat
besinya lebih tinggi.
4.
Mengonsumsi
Suplemen Penambah Zat Besi.
Suplemen penambah zat besi yang paling
sering dianjurkan adalah zat besi sulfat. Suplemen ini berbentuk tablet dan
biasanya diminum dua hingga tiga kali sehari. Untuk penderita Sakit Maag,
suplemen penambah zat besi ini harus dikonsumsi dua jam sebelum atau empat jam
sesudah mengonsumsi obat antasida. Ini karena obat antasida dapat menghambat
penyerapan zat besi. Jika tidak mampu mengonsumsi melalui mulut, maka penderita
bisa memasukkan suplemen penambah zat besi melalui infus. Di beberapa wilayah di
Indonesia, suplemen penambah zat besi disediakan oleh pemerintah secara gratis
untuk para ibu hamil.
5.
Transfusi
Sel Darah Merah (RBC).
Pasien yang mengalami gejala parah
anemia defisiensi besi dan terancam keselamatan jiwanya, harus segera
mendapatkan penanganan transfusi sel darah merah (RBC). Sebab, jika ditangani
dengan suplemen penambah zat besi tubuh penderita membutuhkan waktu lebih
banyak untuk menyerap zat besi. Transfusi sel darah merah bisa menyelamatkan
nyawa penderita anemia defisiensi besi parah. Perawatan dengan suplemen
zat besi baru akan dilakukan begitu kondisi penderita sudah stabil.
6. Mengurangi Makanan dan Obat-obatan
Penghambat Penyerapan Zat Besi.
Kebiasaan orang Indonesia yang suka
mengonsumsi minuman berbahan dasar teh juga menjadi salah satu faktor banyaknya
kasus anemia di Indonesia. Teh mengandung zat yang bisa menghambat penyerapan
zat besi pada tubuh manusia.
Berikut
ini adalah daftar makanan dan minuman lain yang bisa menghambat penyerapan zat
besi :
a.
Makanan dengan kandungan Kalsium yang
tinggi seperti susu dan yogurt.
b.
Daun kemangi.
c.
Daun seledri.
d.
Daun mint.
e.
Cokelat.
f.
Kopi
g.
Buah-buah beri seperti stroberi dan
bluberi.
h.
Kacang kenari.
Terdapat
beberapa obat-obatan yang bisa mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh
seperti antasida dan proton pump inhibitor (PPI) yang mengobati sakit
maag dan melancarkan sistem pencernaan.
7. Mencegah Tukak Lambung Akibat Obat
Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS).
Mereka yang mengonsumsi OAINS secara
teratur dalam jangka panjang perlu mewaspadai terjadinya efek samping Tukak
Lambung. Tukak lambung muncul ketika terjadi erosi atau luka pada lapisan
dinding lambung. Luka ini bisa berdarah secara perlahan-lahan sehingga akhirnya
tubuh kekurangan sel darah merah dan persediaan zat besi. Setelah beberapa
waktu, jika tukak dibiarkan, anemia pun terjadi. Oleh karena itu, mereka yang
mengonsumsi OAINS dianjurkan untuk mengonsumsinya bersamaan dengan makanan,
mengurangi konsumsi minuman keras dan merokok, serta mengonsumsi obat antasida.
Semua ini bertujuan untuk mencegah terbentuknya tukak lambung.
8.
Mengobati
Infeksi Cacing Tambang.
Anemia akibat infeksi cacing tambang
terjadi karena cacing parasit ini mengonsumsi darah Anda. Selain anemia, cacing
tambang juga bisa menyebabkan komplikasi seperti malanutrisi, sehingga
menghambat pertumbuhan pada anak. Pada wanita hamil, cacing tambang bisa
mengakibatkan kelahiran prematur dan berat bayi rendah saat lahir. Pengobatan
cacing tambang bertujuan menghilangkan infeksi yang ada, meningkatkan nutrisi,
dan mengobati komplikasi dari anemia. Dokter akan memberikan resep obat cacing
yang menghancurkan parasit, seperti Albendazole dan Mebendazole. Kedua obat itu
digunakan untuk mengatasi infeksi cacing. Pengobatan biasanya diberikan sekitar
satu sampai tiga hari. Penderita anemia akan diberi tambahan resep suplemen
penambah zat besi.
9.
Mengobati
Talasemia.
Talasemia
adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan penderitanya
mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Indonesia juga termasuk
dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang tinggi. Penderita
talasemia perlu mengontrol tingkat darah dan hemoglobinnya untuk menjaga agar
tidak terjadi anemia yang berkelanjutan. Penambahan suplemen dan obat-obatan
akan dianjurkan jika memang terjadi anemia.
J. Komplikasi Anemia Defisiensi Besi.
Di
Indonesia, anemia merupakan penyakit kronis atau jangka panjang. Gizi yang
kurang lengkap menjadi penyebab terjadinya anemia kronis, dan akibatnya,
komplikasi yang terjadi cukup mengkhawatirkan.
1.
Pada
Anak Kecil.
Anemia berkelanjutan pada anak-anak akan
sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka di masa mendatang. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah
a. Proses
pertumbuhan dan perkembangan mereka yang terhambat. Tanpa nutrisi dan oksigen
yang cukup, perkembangan mental, intelektual dan kemampuan kognitif anak bisa
terhambat.
b. Energi
dan kemampuan anak untuk beraktivitas fisik juga berkurang jika sedang
mengalami anemia. Pada akhirnya, semua ini bisa berdampak buruk pada fungsi
emosi dan sosial mereka.
c. Perilaku
dan performa akademik anak pun lebih tertinggal dibanding anak-anak seusia yang
tidak mengalami anemia.
d. Selain
itu, anemia juga menyebabkan turunnya pertahanan kekebalan tubuh. Anak yang
menderita anemia pun menjadi rentan terserang berbagai macam infeksi.
Untuk
mencegah terjadinya anemia pada anak, khususnya bayi, berikan mereka ASI atau
susu formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama.
Setelah satu tahun pertama, jangan memberikan susu melebihi 700 mililiter per
hari. Karena konsumsi susu yang terlalu banyak akan menggantikan makanan lain
yang mungkin kaya akan kandungan zat besi. Susu sapi murni bukanlah sumber zat
besi yang bagus bagi bayi, jika mereka masih di bawah satu tahun, pemberian
susu sapi tidak dianjurkan.
2.
Pada
Wanita Hamil.
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil
sangat berkaitan dengan angka kematian ibu. Anemia pada wanita hamil patut
diwaspadai. Komplikasi yang dialami wanita yang sedang hamil bisa berakibat
fatal, baik pada ibu maupun janinnya.
Anemia
pada wanita hamil bisa mengakibatkan:
1.
Pertumbuhan bayi yang terhambat.
2.
Kelahiran bayi secara prematur.
3.
Bayi terlahir dengan berat badan
rendah.
4.
Bayi menjadi lebih rentan terserang
infeksi ketika lahir. Kematian bayi dalam kandungan bisa terjadi pada kondisi
anemia yang parah.
3.
Pada
Orang Dewasa.
Anemia defisiensi besi juga memiliki
efek yang berbahaya pada orang dewasa jika dibiarkan berlarut-larut.
1. Orang
yang menderita anemia mudah merasa lelah dan kurang berenergi. Ini berarti
tingkat produktivitasnya akan berkurang.
2. Orang
tersebut juga akan lebih mudah terserang penyakit akibat kekebalan tubuh yang
lemah.
3. Anemia
yang berlarut-larut bisa mengakibatkan kerusakan pada berbagai organ seperti
ginjal, jantung dan paru-paru.
4. Penyakit
Jantung juga diperburuk jika anemia tidak diobati. Pada kasus yang parah, Gagal
Jantung bisa terjadi.
Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami
gejala-gejala anemia defisiensi besi. Pengobatan dan penanganan secara dini
dapat membantu pemulihan dengan baik.
Comments
Post a Comment