Kuretase Untuk Ibu Yang Mengalami Keguguran : Tujuan, Metode dan Manfaatnya
Kuretase Untuk Ibu Yang Mengalami
Keguguran : Tujuan, Metode dan Manfaatnya.
1. Pengertian Kuretase.
Kuretase merupakan
sebuah prosedur yang harus dijalankan untuk wanita yang mengalami keguguran dan
juga beberapa masalah lain pada wanita yang berhubungan dengan kandungan serta
rahim. Sedangkan kuret merupakan alat operasi yang dipakai untuk pengangkatan
jaringan yang ada pada rahim dan kuretasi merupakan prosedur yang
dijalankannya. Kuretase ini akan dilakukan oleh ginekolog dengan durasi antara
10 sampai 15 menit pada pasien yang sebelumnya sudah dibius.
2. Manfaat Kuretase.
Kuretasi
ini memiliki beberapa manfaat tidak hanya untuk calon ibu atau wanita yang
mengalami keguguran, namun juga beberapa hal lainnya untuk memeriksa masalah
atau kesehatan pada rahim.
1. Membersihkan
rahim sesudah keguguran.
2. Mendiagnosa
keadaan tertentu yang ada pada rahim.
3. Pendarahan
pervaginam yang tidak teratur.
4. Membersihkan
jaringan plasenta yang tersisa sesudah proses persalinan di kemudian hari.
5. Menghilangkan
blighted ovum atau tidak ada janin dalam kandung telur.
6. Hamil
anggur
7. Menghindari
rahim tidak bisa kontraksi karena pembuluh darah pada rahim tidak menutup
sehingga terjadi pendarahan.
8. Membersihkan
sisa jaringan pada dinding rahim yang bisa menjadi tempat kuman berkembang biak
dan timbul infeksi.
9. Kuretase Untuk Diagnosis
: Kuretase yang dilakukan untuk proses diagnosis, maka dokter akan mengumpulkan
sampel jaringan dari rahim yang kemudian akan diperiksa di laboratorium dan
hasilnya akan di proses lebih lanjut untuk melihat apakah ada polip rahim,
kanker rahim atau hiperlasia endometrial serta kondisi pra kanker dengan
penebalan dinding rahim sebagai tandanya.
10. Kuretase Untuk Terapi
: Kuretase juga bisa digunakan untuk pemeriksaan dengan tujuan pengambilan
sampel dan dilaksanakan untuk kondisi tertentu saja yaitu dengan mengangkat
hampir keseluruhan isi dari rahim. Pengangkatan hampir seluruh bagian rahim ini
dilakukan dalam kondisi.
11. Membersihkan
jaringan tersisa pada rahim sebagai pencegahan pendarahan berat atau infeksi
seperti keguguran atau sesudah proses aborsi.
12. Mengeluarkan
gumpalan dari dalam rahim yang terjadi karena kehamilan mola.
14. Membersihkan
plasenta yang tersisa di rahim agar pendarahan berlebih sesudah persalinan bisa
diatasi.
15. Pengangkatan
tumor fibroid jinak yang terbentuk di dinding rahim.
3. Tujuan Kuretase.
1.
Mengeluarkan
Sisa Kehamilan di Rahim.
Kuretase memiliki tujuan baik untuk
wanita yang mengalami keguguran yakni mengeluarkan sisa kehamilan yang ada pada
rahim. Ini sangat penting untuk dilakukan supaya tidak menimbulkan efek buruk
di kemudian hari.
2.
Memeriksa
Kesuburan.
Kuretase juga bertujuan untuk memeriksa
kesuburan wanita. Kesuburan menjadi sangat penting supaya mengetahui dengan
pasti apakah terjadi kondisi yang buruk pada rahim.
3.
Diagnosa
Infeksi Rahim.
Kuretase bertujuan untuk memeriksa ada
tidaknya infeksi pada rahim. Rahim ini harus selalu dijaga dengan baik agar
tidak terkena penyakit kanker rahim. Sedangkan untuk penyembuhan infeksi rahim,
maka bisa menggunakan obat yang sudah diberikan dokter atau obat alami kanker
rahim.
4.
Memeriksa
Kanker Endometriosis.
Kanker endometriosis merupakan penyakit
yang menyerang wanita dan sangat berbahaya. Penyakit ini harus segera ditangani
atau diobati dan bisa terdeteksi dengan melakukan kuretase tersebut.
5.
Membersihkan
Sisa Pendarahan.
Kuretase juga berguna untuk membersihkan
sisa darah sesudah terjadinya pendarahan dengan tujuan untuk membersihkan. Ini
juga harus dilakukan dan tidak boleh ditunda saat baru saja mengalami
keguguran.
4. Persiapan, Metode dan Teknik
Kuretase.
Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan pasien sebelum menjalankan proses kuretase yakni :
1. Berpuasa
makan dan minum selama beberapa jam sebelum kuretase dijalankan.
2. Ada
baiknya jika meminta suami atau keluarga untuk mendampingi khususnya sesudah
selesai kuretase, sebab pasien akan merasa mual dan pusing karena proses bius
yang dilakukan.
3. Mengosongkan
jadwal untuk menjalankan kuretase dan proses pemulihan.
4. Tes
kehamilan sebelum prosedur juga akan dilakukan untuk memastikan apakah pasien
sedang hamil atau tidak.
5. Untuk
pasien yang memiliki alergi pada lateks, anestesi obat, yodium dan juga
beberapa alergi lainnya, maka harus segera dikatakan pada dokter.
6. Beritahu
juga tentang obat serta ramuan herbal yang sedang di konsumsi.
Ada beberapa
peralatan yang akan digunakan saat
proses kuretase dijalankan yakni :
1. Sarung
tangan steril.
2. Masker,
3. Pencahayaan
yang memadai,
4. Hibiclens
atau betadine untuk persiapan,
5. Kateter
untuk mengosongkan kandung kemih,
6. Jarum dan syringe,
7. Perangkat
suction dengan spesimen ember serta hoses,
8. Perangkat
isap dan berbagai peralatan lainnya.
Sebelum
menjalani proses kuretase, amak dokter akan menanyakan beberapa kondisi serta
riwayat kesehatan seperti alergi pada obat atau bahan tertentu, sedang hamil,
mengkonsumsi obat pengencer darah, memiliki gangguan pendarahan. Kamu juga akan
diminta untuk buang air kecil dan berbaring dengan kaki yang terbuka.
Sebelum
kuretase dimulai, maka pasien akan dibius terlebih dulu supaya tidak merasakan
sakit saat proses kuretase tersebut dan obat bius yang dipakai bergantung
dengan jenis kuretase yang akan dijalani.
1. Bius Lokal
nantinya akan membuat area leher rahim menjadi kebas atau mati rasa.
2. Bius Epidural
akan membuat bagian pinggang ke bawah menjadi kebas.
3. Bius Total
akan membuat pasien tidak sadar selama prosedur sedang berlangsung.
Untuk
mematikan area lokal, maka dokter akan menggunakan jarum kecil untuk
menyuntikkan obat dan ahli anestesi juga akan memantau tekanan darah, detak
jantung, pernapasan serta tingkat oksigen dalam darah selama proses sedang
berlangsung. Dokter kemudian akan memasukkan spekulum ke dalam vagina serta
memakai antiseptik untuk membersihkan leher rahim lalu barulah tahapan kuretase
akan dijalankan. Perawat juga akan memasang IV line atau jarum infus untuk
pemberian obat selama dan sesudah proses kuretase dilakukan.
1.
Dilatasi.
Ini merupakan langkah awal yang akan
dilakukan dan merupakan proses melebarkan leher rahim memakai obat atau bahan
yang dioleskan pada vagina atau memakai alat yakni laminaria yang akan menyerap
cairan di leher rahim sehingga bisa dilebarkan.
2.
Kuretase.
Mengangkat lapisan serta isi dari rahim
memakai alat tipis seperti sendok yang disebut dengan kuret. Sementara alat
bernama kanula juga dipakai untuk menghisap yang tertinggal pada rahim. Akan
tetapi kuret dilaksanakan hanya tujuan pemeriksaan saja dan dokter hanya
mengambil sampel yang nantinya akan di uji pada laboratorium. Sesudah kedua
prosedur ini dijalankan, kondisi dari pasien akan di monitor dalam beberapa jam
untuk memastikan pasien sudah sembuh sepenuhnya dari obat bius sekaligus
memeriksa apakah terjadi komplikasi seperti pendarahan besar. Sementara efek
samping yang akan ditimbulkan sesudah proses bius adalah muntah, mual dan juga
mengantuk. Paien biasanya sudah bisa langsung pulang sesudah beberapa jam
prosedur selesai dijalankan dan bisa aktif kembali beraktivitas sesudah 2 x 24
jam. Sedangkan untuk sebagian pasien akan merasa kram atau mual sekitar 1 hari
dan beberapa orang juga bisa mengalami pendarahan sekitar 1 sampai 2 minggu
sehingga disarankan untuk memakai pembalut sesudah selesai proses kuretase
tersebut.
Untuk
tahapan lengkap serta teknik kuretase akan dimulai dengan :
1.
Menempatkan
pasien pada posisi litotomi punggung dengan kaki yang terbuka dan pemeriksaan
bimanual akan dijalankan sesudah anestesi dilakukan. Ini akan menentukan
pelebaran serviks, posisi fundus rahim serta ukuran dari rahim.
2.
Tenaculum
lalu akan ditempatkan pada paracervical dan teknik injeksi yang dilakukan
sangat bervariasi seperti jumlah tempat suntikan, lokasi serta kealaman.
3.
Ukuran
kuret yang tersedia adalah antara 6 sampai 14 dan untuk menentukan kuret yang
digunakan maka dilakukan sebagai contoh pemeriksaan bimanual memperlihakan usia
rahim 10 minggu, maka kuret yang digunakan adalah 10.
4.
Kuret
sendiri juga tersedia tipe fleksibel atau kaku dan dokter yang menangani akan
menentukan tipe kuret apa yang akan digunakan.
5.
Kuret
akan dimasukkan ke rongga rahim sambil terus membuat serviks dan
tenacullum stabil.
6.
Kuret
akan dimasukkan secara perlahan yang kemudian akan ditarik sedikit, sebab jika
kuret dimasukkan sembarangan, maka akan menyebabkan perforasi.
5.
Efek
Samping dan Komplikasi Kuretase.
Pada
umumnya, proses kuretase ini terbilang aman untuk dijalankan, akan tetapi pada
setiap prosedur juga memiliki resiko serta efek samping dan komplikasi seperti
halnya pada proses kuretase ini.
A. Infeksi di dalam rahim.
Kerusakan dan luka pada rahim yang
dinamakan sindrom asherman yang bisa menimbulkan keguguran saat kehamilan berikutnya.
1.
Nyeri
saat datang bulan atau menstruasi.
2.
Mengalami
kemandulan. Terjadi pelubangan pada usus karena instrumen operasi membuat
lubang pada rahim.
3.
Sesudah
kuretase, maka lapisan dinding rahim akan menipis yang membuat menstruasi tidak
terjadi sesuai jadwal dan akan kembali normal sesudah 4 sampai 6 minggu sesudah
proses kuretase.
4.
Kram
pada bagian bawah perut yang berlangsung selama 30 menit sampai 1 jam bahkan
berhari-hari.
5.
Terjadi spotting atau bercak dan
pendarahan ringan dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
6.
Pendarahan hebat meski jarang
terjadi.
7.
Terjadi infeksi namun bisa dicegah
dengan pemberian antibiotik.
8.
Terjadi robek pada uterus atau
perforasi uterus yang jarang terjadi.
9.
Sindrom asherman yang terjadi
karena terkikisnya dinding rahim sehingga membuat pasien tidak menstruasi
bahkan menyebabkan mandul.
10. Perubahan
keputihan yang menyebabkan cairan bau.
B.
Perforasi
rahim:
Terjadi karena alat bedah membuat lubang
pada rahim dan sering terjadi pada wanita yang baru saja hamil serta wanita
yang sudah mengalami menopause. Ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya,
tetapi jika pembuluh darah atau organ lain rusak maka prosedur kedua
kemungkinan akan dilakukan.
C.
Kerusakan
leher rahim:
Leher rahim yang robek sesudah kuretase
maka dokter akan memberikan obat untuk menghentikan pendarahan atau melakukan
jahitan.
D.
Jaringan
parut dinding rahim:
Ini jarang terjadi karena terus
berkembangnya metode kuretase.
E.
Insufisiensi
Serviks :
Juga disebut dengan serviks yang tidak
kompeten yakni serviks cenderung melebar terlalu dini saat kehamilan sehingga
terjadi persalinan prematur bayi dan terkadang menyebabkan keguguran.
6. Dampak Pasca Kuretase.
Dalam
pemulihan pasca kuretase biasanya memerlukan waktu antara 2 minggu lebih dan
sebagian wanita tidak akan mengalami menstruasi sesudah menjalankan kuretase
tersebut. Karena itu, dokter akan memberikan beberapa tes serta hormon untuk
memicu menstruasi pada pasien. Gangguan pasca kuretase mungkin saja terjadi
sebab rahim membutuhkan waktu agar bisa kembali normal sebelum dilakukan proses
kuretase tersebut dan untuk mengetahui keadaan rahim normal, bisa dilihat dari
siklus menstruasi serta pendarahan yang ditimbulkan.
7. Perawatan sesudah Kuretase.
Proses
pemulihan pasca kuretase sangat bervariasi bergantung dengan jenis prosedur
yang dilakukan dan juga jenis anestesi yang diberikan. Apabila pasien menerima
anestesi regional atau umum, maka pasien akan dibawa ke ruang pemulihan untuk
observasi dan saat denyut nadi, tekanan darah serta pernapasan kembali stabil
dan pasien kembali sadar, maka akan dilanjutkan pemindahan ke kamar pasien atau
bisa langsung pulang ke rumah. Sedangkan jika anestesi yang dipakai adalah
total, maka pasien diharuskan istirahat selama 2 jam sebelum akan dipulangkan.
Sesudah menjalani kuretase, maka
keadaan tubuh juga harus diperhatikan seperti :
1.
Istirahat cukup untuk menghilangkan
kelelahan fisik serta psikologis.
2.
Berkomunikasi dengan pasangan atau
keluarga mengenai rencana kelanjutan sesudah menjalankan kuretase.
3.
Menunda kehamilan setidaknya 1
siklus haid akan rahim sudah dalam keadaan siap seperti sediakala.
4.
Check up ulang untuk melihat
kondisi pasca kuretase tersebut.
5.
Apabila ingin menunda kehamilan,
maka gunakan kontrasepsi dan konsultasi dengan dokter mengenai jenis
kontrasepsi yang sesuai.
6.
Perhatikan gejala lanjutan seperti
demam tinggi, kram perut, sakit pada bagian punggung, sakit perut bagian bawah,
pendarahan atau perubahan warna cairan pervaginam.
7.
Konsumsi makanan bernutrisi untuk
mengembalikan stamina tubuh.
8.
Pasien kemungkinan juga akan
memakai pembalut karena masih terjadi pendarahan namun ini merupakan hal normal
dan terjadi selama beberapa hari sesudah prosedur kuretase.
9.
Pasien juga kemungkinan akan
dilarang untuk menggunakan tampon atau berhubungan dengan pasangan selama 2
sampai 3 hari sesudah kuretase atau dalam jangka waktu tertentu yang sudah
ditentukan dokter.
10. Aktivitas
yang terlalu berat juga harus dibatasi sesudah menjalankan kuretase tersebut.
11. Pasien
juga kemungkinan harus menjalankan diet atau diet yang direkomendasikan oleh
dokter.
12. Untuk
meredakan rasa nyeri atau kram pasca kuretase, maka bisa mengkonsumsi aspirin
atau obat nyeri sesuai dengan anjuran dokter.
8. Biaya Kuretase.
Tindakan
kuretase ini dilakukan di rumah sakit atau klinik kehamilan dan untuk biaya
kuretase sangat beragam sesuai dengan kebijakan dari setiap rumah sakit. Untuk
di
1. RSJA
Evasari Jakarta, metode kuretase mencapai Rp.7.8 juta,
2. Rumah
Sakit Ibu dan Anak YPK Mandiri, Menteng, Jakarta mencapai biaya Rp.6.6 juta,
3. Rumah
Sakit Al Islam Bandung mencapai Rp.3.5 juta sampai 4 juta untuk kelas 2 yang
sudah termasuk tindakan di ruang VK, laboratorium, perawatan dan berbagai obat
yang digunakan.
Proses
atau metode kuretase dengan menggunakan alat kuret ini sebenarnya aman untuk
dilakukan dan tidak berbahaya serta dilakukan sesudah wanita atau calon ibu
mengalami keguguran atau untuk memeriksa masalah seputar rahim. Namun, setiap
penyakit atau kelainan pastinya juga akan memiliki efek samping seperti pada
kuretase yang juga memiliki efek samping atau komplikasi, sehingga harus
dilakukan oleh dokter spesialis dan mengikuti semua prosedurnya dengan benar.
Comments
Post a Comment