Penyakit Ebola : Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

A.    Pengertian Penyakit Ebola.
Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dari manusia atau hewan. Virus penyebab ebola adalah Filovirus. Dinamakan sesuai dengan sungai tempat terjadinya penyakit ini pertama kali, yaitu Sungai Ebola, penyakit ini hanya pernah mewabah di benua Afrika. Beberapa wilayah di benua Afrika yang pernah terjangkiti ebola sekaligus dijadikan subtipe ebola berdasarkan wilayah meliputi Sudan, Reston, Zaire, Pantai Gading, dan Bundibugyo. Meski demikian, penelitian medis beranggapan bahwa virus ebola dapat berkembang dan epideminya bisa merambah ke luar benua Afrika.
B.     Penyebab dan Penularan Ebola.
Filovirus yang termasuk famili Filoviridae dapat menyebabkan seseorang terjangkit ebola. Virus ini menular jika terjadi kontak langsung dengan darah, kotoran, atau cairan tubuh penderita. Karena itu, udara, air, atau makanan bukanlah perantara penularan Ebola. Seseorang bisa tertular virus ebola dari hewan. Yang menjadikannya lebih berisiko adalah sebagian hewan ini biasa tinggal bersama manusia.
Terdapat beberapa jenis hewan yang menjadi perantara Filovirus, antara lain:
1.      Kelelawar buah Afrika.
2.      Antelop.
3.      Landak.
4.      Gorila.
5.      Monyet.
6.      Simpanse.
Penularan juga bisa terjadi dari manusia yang sudah terinfeksi virus ebola. Misalnya, saat seseorang menangani penderita ebola. Oleh sebab itu, petugas medis yang sering merawat pasien ebola berisiko tinggi tertular. Penggunaan alat suntik atau kain kasa untuk menutup luka pada tubuh pasien pun termasuk perantara penularan pada orang lain. Jangan mendatangi negara atau area yang diketahui sedang terserang wabah ebola agar terhindar dari kontaminasi benda atau paparan hewan-hewan perantara virus.
C.    Gejala Penyakit Ebola.
Masa inkubasi penyakit ebola umumnya mencapai 2 hari hingga 3 minggu sejak pertama kali virus menginfeksi tubuh.
Masa inkubasi ini dapat disertai dengan kondisi - kondisi tertentu, seperti :
1.      Sakit kepala tidak tertahankan.
2.      Demam.
3.      Sakit tenggorokan.
4.      Menggigil.
5.      Nyeri otot dan nyeri sendi.
6.      Sakit perut.
7.      Kehilangan selera makan.
8.      Lelah dan lemah berlebihan.
Yang memicu keterlambatan atau salah penanganan adalah indikasi awal ebola yang menyerupai flu, malaria, atau penyakit lain. Karena itu, senantiasa periksakan diri jika gejala yang dirasakan tidak kunjung membaik atau malah makin parah. Seiring bertambah parahnya kondisi, demam disertai pendarahan dapat terjadi.
Gejala lain yang juga mungkin muncul meliputi :
1.      Ruam-ruam di sekujur tubuh.
2.      Diare yang disertai darah.
3.      Batuk darah.
4.      Sakit dada.
5.      Batuk.
6.      Pendarahan bisa terjadi di dalam dan luar tubuh penderita. Darah akan keluar dari mata, hidung, dan telinga penderita menjelang kematiannya.
D.    Cara Dokter Mendiagnosis Penyakit Ebola.
Dalam mendiagnosis ebola, dokter tidak hanya menangani pasien. Orang-orang yang kerap berada di sekitar pasien pun perlu mendapatkan penanganan. Dokter akan melakukan tes darah pada pasien guna mendeteksi keberadaan antibodi dari ebola.
Tes darah juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui :
1.      Tingkat keparahan penggumpalan darah.
2.      Kadar platelet darah.
3.      Kondisi enzim hati.
4.      Kadar sel darah putih.
5.      Orang yang terpapar virus Ebola, tapi tidak menunjukkan gejala setelah masa inkubasi (maksimal 21 hari) umumnya terbebas dari penularan.
E.     Upaya Pengobatan Ebola.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang berhasil menemukan obat antivirus tepat untuk menyembuhkan penyakit ebola. Dokter hanya bisa berupaya menangani gejala-gejala yang pasien alami sebagai dampak penyakit ini. Tujuan dari penanganan ebola adalah meredakan rasa sakit sekaligus mencegah agar kondisi pasien tidak bertambah parah.
Tindakan yang dilakukan dokter untuk penderita ebola adalah :
1.      Menangani risiko terjadinya infeksi lainnya.
2.      Menjaga keseimbangan kadar elektrolit.
3.      Memberikan pengobatan untuk menjaga keseimbangan tekanan darah.
4.      Menyediakan tambahan oksigen jika dibutuhkan.
5.      Melakukan transfusi darah apabila perlu.
6.      Memberikan transfusi cairan guna mencegah dehidrasi.
F.     Komplikasi Penyakit Ebola.
Penderita penyakit ini dihadapkan pada serangkaian komplikasi yang dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Contohnya :
1.      Lelah yang berlebihan.
2.      Rambut rontok.
3.      Pembengkakan pada mata dan hati.
4.      Halusinasi dan gangguan fungsi indera.
5.      Gangguan persendian.
6.      Penyakit kuning.
7.      Pada tingkatan yang lebih parah, penyakit ebola dapat menimbulkan komplikasi lain yang berupa serangan syok, pendarahan yang parah, gagal fungsi pada beberapa organ, serta koma.
G.    Peluang Harapan Hidup Bagi Penderita Penyakit Ebola.

Tiap subtipe virus ebola memiliki tingkat keparahan infeksi yang berbeda-beda. Secara umum, harapan hidup penderita adalah sekitar 50 persen. Meski begitu, seseorang yang dinyatakan sembuh dari ebola tetap harus mewaspadai kondisi kesehatannya karena berisiko kembali terserang infeksi yang sama dan rentan menulari orang lain. 

Comments

Popular posts from this blog

Toksikologi Lingkungan : Sejarah, Sumber, Jenis, dan Dampaknya

Manfaat Kunyit Hitam (Curcuma Aeruginosa)