Penyakit Infeksi Ginjal : Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Penyakit Infeksi Ginjal : Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

A.    Pengertian Infeksi Ginjal.
Infeksi ginjal atau pielonefritis terjadi karena berpindahnya bakteri dari kandung kemih ke ginjal, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih. Bakteri akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra, lalu berpindah dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya menginfeksi ginjal. Wanita lebih berisiko untuk mengalami infeksi ginjal karena uretra wanita lebih pendek dibanding uretra pria. Kondisi inilah yang membuat bakteri lebih mudah untuk masuk ke kandung kemih. Selain itu, anak-anak juga rentan terkena infeksi ginjal, terutama bila terdapat kelainan pada saluran kemih sejak lahir atau menderita refluks vesicoureteraldimana urine mengalir kembali dari kandung kemih ke ginjal. Infeksi yang terjadi pada ginjal membutuhkan penanganan medis segera. Jika terlambat diobati, maka infeksi dapat bertambah parah hingga mengakibatkan kerusakan ginjal permanen. Selain itu, bakteri dapat memasuki aliran darah dan berakibat fatal. Pengobatan infeksi ginjal dapat memakan waktu sampai dua minggu hingga pulih dari gejala yang diderita.
B.     Gejala Infeksi Ginjal.
Infeksi ginjal akan mengakibatkan gejala muncul dengan cukup cepat, yaitu hingga hanya berselang waktu beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal.
Berikut ini adalah gejala umum yang biasanya muncul pada penderita infeksi ginjal.
1.      Adanya darah atau nanah dalam urine.
2.      Bau urine yang tidak seperti biasanya.
3.      Rasa sakit dan tidak nyaman di sekitar perut samping atau punggung.
4.      Demam atau menggigil.
5.      Mual dan muntah.
6.      Merasa kelelahan.
7.      Diare.
8.      Kehilangan selera makan.
Gejala infeksi ginjal di atas kadang-kadang disertai dengan gejala-gejala uretritis  (infeksi uretra) atau sistisis (infeksi kandung kemih), seperti  :
1.      Sensasi nyeri atau terbakar ketika buang air kecil,
2.      Frekuensi buang air kecil lebih sering,  
3.      Warna urine lebih gelap,
4.      Urine berbau tidak sedap, atau merasa tidak bisa mengeluarkan urine sepenuhnya.
Pada anak-anak, umumnya infeksi ginjal diserta tanda - tanda seperti :
1.      Rewel.
2.      Susah makan dan/atau muntah.
3.      Badan yang lemas atau kurang berenergi.
4.      Nyeri perut.
5.      Pertumbuhan tidak normal.
6.      Mengompol.
7.      Adanya darah dalam urine atau hematuria.
8.      Bau urine yang tidak seperti biasanya.
9.      Jaundice atau sakit kuning.
C.     Penyebab Infeksi Ginjal.
Infeksi ginjal terjadi ketika bakteri dari saluran kemih bagian bawah menyebar hingga ke organ ginjal. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi ini adalah bakteri yang biasanya ada pada kotoran manusia, yaitu E. coli. Perpindahan bakteri dari sekitar anus ke uretra dapat terjadi ketika melakukan hubungan seksual, atau ketika membersihkan daerah tersebut setelah buang air besar. Kemudian bakteri E.coli yang masuk ke uretra dapat menyebar naik hingga ke ginjal. Selain bakteri E. coli, infeksi ginjal juga bisa terjadi karena bakteri lain atau jamur pada kulit  yang menyebar melalui aliran darah lalu masuk ke ginjal. Tapi kondisi ini cukup jarang, dan biasanya hanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
D.    Faktor risiko infeksi ginjal.
Berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi ginjal : 1
1.      Berjenis kelamin wanita.
Pada wanita, jarak anus dengan saluran uretra sangat dekat sehingga mempermudah bakteri menyebar ke uretra. Selain itu, saluran uretra di dalam tubuh wanita juga lebih pendek dari pria.
2.      Kondisi bawaan lahir.  
Seseorang yang terlahir dengan kelainan pada saluran kemihnya memiliki risiko tinggi untuk terkena infeksi ginjal.
3.      Obstruksi saluran kemih, seperti batu ginjal dan pembengkakan kelenjar prostat.
4.      Konstipasi. 
Anak-anak yang mengalami konstipasi memiliki risiko menderita infeksi ginjal.
5.      Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat penyakit Diabetes Tipe 2 atau HIV / AIDS , atau bisa juga terjadi sebagai efek samping dari kemoterapi.
6.      Prostatitis, yaitu infeksi yang terjadi pada kelenjar prostat dan bisa menyebar hingga ke organ ginjal.
7.      Wanita yang aktif secara seksual. 
Hubungan seksual bisa membuat uretra mengalami iritasi dan mempermudah bakteri memasuki kandung kemih.
8.      Orang yang sering melakukan seks anal.
Bakteri lebih mudah masuk ke saluran kemih hingga akhirnya masuk ke kandung kemih.
9.      Wanita hamil. 
Aliran urine dapat menjadi lebih lambat karena perubahan fisik saat hamil, sehingga bakteri dengan mudah menyebar ke organ ginjal.
10.  Pemakaian kateter jangka panjang.
Kateter adalah selang kecil yang dipasang untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih.
11.  Kerusakan saraf di sekitar kandung kemih. 
Kerusakan pada saraf atau sumsum tulang belakang bisa membuat seseorang tidak menyadari bahwa infeksi sudah menyebar hingga ginjal.
E.     Diagnosis Infeksi Ginjal.
Untuk menetapkan diagnosis infeksi ginjal, dokter perlu menanyakan riwayat penyakit dan gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mengecek suhu tubuh dan tekanan darah. Tes lanjutan yang berkaitan dengan sistem kemih dapat dilakukan apabila dibutuhkan. Tes utama yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan sampel urine guna mendeteksi keberadaan infeksi saluran kemih dan menentukan bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut. Selain tes darah, tes lain yang dapat dilakukan adalah pemindaian pada saluran kemih, melalui CT scan, USG, dan isotope scan. Tujuan pemindaian adalah untuk mendeteksi adanya masalah kesehatan selain infeksi ginjal yang juga dapat menyebabkan gejala serupa.
Pemeriksaan lanjutan dapat dilakukan terutama jika :
1.      Gejala bertambah parah.
2.      Gejala tidak membaik meski sudah diberi pengobatan dengan antibiotik.
3.      Pasien berisiko mengalami komplikasi akibat infeksi ginjal.
4.      Muncul gejala lain yang tidak terkait dengan infeksi ginjal.
5.      Infeksi ginjal kambuh kembali, terutama pada anak-anak.
F.     Pengobatan Infeksi Ginjal.
Jenis-jenis obat yang biasanya akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala infeksi ginjal adalah :
1.      Antibiotik oral
Antibiotik yang umumnya direkomendasikan adalah Ciprofloxacin atau Amoxicillin. Sedangkan khusus untuk wanita hamil, antibiotik yang umumnya diberikan adalah Cephalexin dengan jangka penggunaan selama 14 hari. Gejala infeksi ginjal biasanya mulai membaik setelah beberapa hari  pengobatan. Namun untuk memastikan infeksi bersih sepenuhnya, pengobatan ini perlu dilanjutkan hingga obat yang diberikan habis.
2.      Obat Pereda Nyeri
Untuk meredakan rasa sakit dan demam yang muncul akibat infeksi ginjal, dokter biasanya akan merekomendasikan Paracetamol. Obat pereda rasa sakit golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), seperti ibuprofen, aspirin, atau naproxen, tidak disarankan untuk digunakan pada kondisi ini karena dapat memperparah gangguan ginjal.
Untuk membantu mempercepat pemulihan, lakukanlah beberapa  cara berikut ini di rumah :
a.      Konsumsilah banyak cairan untuk membuang bakteri dari ginjal, serta untuk menghindari dehidrasi.
b.      Gunakan bantal hangat pada perut, punggung, atau tubuh bagian samping.
c.       Pada wanita, tidak buang air kecil dalam posisi jongkok, melainkan dalam posisi duduk di atas toilet, sehingga pengosongan kandung kemih lebih baik.
d.      Istirahat yang cukup.
e.       Perawatan di rumah sakit.
Rawat inap dapat dianjurkan jika :
1.      Infeksi ginjal terjadi pada anak-anak.
2.      Infeksi ginjal yang terjadi sangat parah dan memerlukan pemberian antibiotik melalui infus.
3.      Infeksi ginjal muncul kembali (kambuh).
4.      Infeksi ginjal terjadi pada pria, karena kondisi ini jarang sekali terjadi pada pria.
Dokter akan merujuk pasien pria ke rumah sakit untuk mengetahui penyebab munculnya kondisi ini.
Selain itu, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan apabila: 1Kondisi pasien tidak membaik dalam waktu satu hari setelah mengonsumsi antibiotik. 2Pasien tidak bisa menelan cairan maupun obat-obatan. 3Pasien mengalami dehidrasi yang cukup parah. 4Pasien sedang hamil dan mengalami demam. 5Sistem kekebalan tubuh pasien melemah. 6Usia pasien di atas 65 tahun. 7Terdapat benda asing di saluran kemih, seperti kateter atau batu ginjal. 8Pasien menderita diabetes, penyakit ginjal kronis, atau penyakit ginjal polikistik. Selama rawat inap di rumah sakit, pasien akan diberikan cairan melalui infus untuk menghindari dehidrasi. Sedangkan untuk memonitor kondisi medis dan respons pasien terhadap antibiotik, diperlukan pemeriksaan darah dan urine secara berkala. Sebagian besar kondisi penderita infeksi ginjal yang dirawat di rumah sakit akan membaik dalam waktu 3 sampai 7 hari. Namun umumnya pasien akan tetap diberikan tablet atau kapsul antibiotik sebagai lanjutan pengobatan di rumah.
G.    Komplikasi Akibat Infeksi Ginjal. 
Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi yang muncul akibat infeksi ginjal :
1.      Abses ginjal
yang terjadi saat cairan nanah muncul di dalam jaringan ginjal. Kondisi ini bisa berakibat serius karena bakteri di dalam abses atau carian nanah bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti aliran darah atau paru-paru. Abses ginjal cenderung terjadi pada orang yang menderita diabetes.
Gejala yang muncul mirip dengan infeksi ginjal, seperti :
a.       Demam,
b.      Menggigil,
c.       Sakit perut,
d.      Sakit saat buang air kecil, dan
e.       Kehilangan selera makan.
Penanganan abses yang masih tergolong ringan dapat dilakukan dengan cara pemberian antibiotik melalui infus. Sedangkan penanganan abses parah biasanya dilakukan melalui operasi.
2.      Sepsis
Ini merupakan kondisi di mana infeksi sudah menjalar hingga ke aliran darah. Komplikasi infeksi ginjal ini dapat berakibat fatal karena bakteri yang berada di aliran darah dapat menyebar ke organ-organ vital.
Gejala yang muncul bisa berupa  :
a.      Tekanan darah rendah,
b.      Kebingungan,
c.       Demam,
d.      Kulit pucat,
e.       Detak jantung cepat,
f.       Sesak napas, dan menggigil.
Sepsis membutuhkan penanganan medis segera di rumah sakit dengan pemberian antibiotik untuk menghentikan infeksi.
3.      Gagal ginjal
Dalam kondisi ini, ginjal tidak bisa berfungsi secara normal. Penanganan gagal ginjal bisa dilakukan dengan dialisis atau transplantasi ginjal.
4.      Pielonefritis Emfisematosa
Ini adalah infeksi ginjal yang berat dan mengakibatkan jaringan ginjal rusak dengan cepat. Bakteri penyebab infeksi mulai melepaskan gas beracun dan tertimbun di dalam ginjal. Hampir semua kasus ini terjadi pada penderita diabetes, meski hingga kini penyebabnya masih belum pasti.
Penanganannya adalah dengan melalui operasi pengangkatan sebagian atau keseluruhan ginjal yang terinfeksi.
5.      Komplikasi pada kehamilan

Wanita hamil yang mengalami infeksi ginjal bisa mengakibatkan komplikasi yang cukup berbahaya. Jika tidak ditangani, infeksi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan yang kurang.

Comments

Popular posts from this blog

Toksikologi Lingkungan : Sejarah, Sumber, Jenis, dan Dampaknya

Manfaat Kunyit Hitam (Curcuma Aeruginosa)