Penyakit Kulit Kusta atau Lepra

A.    Pengertian Kusta atau Lepra.
Kusta atau lepra adalah penyakit kronis yang muncul akibat infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini dianggap sebagai ancaman yang menghantui masyarakat sehingga penderitanya kerap dikucilkan. Jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit ini memang bisa menimbulkan kerusakan permanen pada kulit dan saraf tepi. Saluran pernapasan atas dan mata penderita juga akan terpengaruh.
Namun saat ini telah tersedia pengobatan untuk mengatasinya. Dengan catatan, berhasil dideteksi dan ditangani sejak dini. Terkait penularannya, seseorang bisa terjangkit setelah terpapar cairan dari mulut atau hidung penderita. Namun penyebarannya tidak semudah flu atau pilek. Dibutuhkan paparan berulang kali sebelum terkena penyakit ini.
B.     Gejala Kusta atau Lepra.
Penyakit kronis ini biasanya menimbulkan gejala ketika sudah cukup lama menjangkiti seseorang. Indikasi utamanya berupa :
1.      Otot yang melemah.
2.      Lesi pada kulit yang tidak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu (bisa berupa luka). Warnanya biasa lebih muda dibandingkan dengan kulit penderita.
3.      Mati rasa pada tangan serta kaki. Gejala ini muncul akibat rusaknya saraf tepi.
4.      Masa inkubasi (dari terjangkit hingga muncul gejala) penyakit ini cenderung lama, yaitu sekitar 5 tahun. Bahkan ada sebagian kasus yang membutuhkan waktu 20 tahun sampai kemunculan gejala.
Karena itu, infeksi ini sangat jarang disadari dengan cepat. Apabila terdeteksi dan ditangani dengan segera, penyakit ini termasuk bisa disembuhkan.
C.    Diagnosis Kusta.
Sebagai permulaan, kondisi kesehatan pasien secara umum akan ditanyakan. Selanjutnya, dokter akan memeriksa apakah terdapat lesi pada tubuh pasien. Khususnya yang berwarna lebih pucat dari kulit pasien. Sering kali, seseorang tidak menyadari lesi-lesi yang diakibatkan infeksi kusta. Sebab, kemunculannya bisa perlahan-lahan dan kerap tidak menimbulkan rasa perih, sakit, atau gatal.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengambil sedikit sampel dari kulit yang mengalami lesi. Sampel tersebut akan diteliti di bawah mikroskop.
D.    Pengobatan Kusta.
Kusta termasuk penyakit yang bisa diobati, dengan cacatan telah terdeteksi sejak dini. Penanganan bertujuan untuk memberantas bakteri yang berkembang dalam tubuh pasien.
1.      Terapi antibiotik merupakan langkah utama dalam penanganannya. Obat-obatan pembunuh bakteri yang diberikan umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu dapsone, rifampicin, dan clofazimine. Metode ini dikenal dengan istilah MDT atau multidrug therapy.
2.      Bila dibutuhkan, dokter akan menganjurkan penggunaan obat anti inflamasi. Obat tersebut akan mengendalikan nyeri maupun kerusakan saraf akibat penyakit ini.
3.      Obat penekan kinerja sistem imun, juga mungkin akan diberikan oleh dokter. Namun penggunaannya dilarang bagi ibu hamil atau wanita yang merencanakan kehamilan, karena bisa menyebabkan cacat lahir.
E.     Komplikasi Kusta.
Seseorang yang mencurigai dirinya tertular, harus segera memeriksakan diri pada dokter untuk mendapatkan penanganan gejala sedini mungkin. Dengan itu, peluang kesembuhannya pun lebih tinggi. Sebaliknya, jika penyakit ini tidak tertangani dengan tepat dan kondisinya bertambah parah, penderita akan berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Sejumlah komplikasi yang mungkin terjadi bisa berupa cacat fisik atau kerusakan organ dalam. Misalnya :
1.      Gagal ginjal.
2.      Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.
3.      Mimisan atau hidung tersumbat kronis, akibat adanya kerusakan pada bagian dalam hidung.
4.      Melemahnya otot yang berujung pada jari-jari, tangan, maupun kaki terus tertekuk dan tidak bisa diluruskan.
5.      Cacat pada wajah, contohnya muncul benjolan atau pembengkakan yang bersifat permanen.
6.      Glaukoma.
7.      Kebutaan.

8.      Kerusakan permanen pada saraf tepi, seperti tangan dan kaki. Akibatnya, tungkai penderita akan mati rasa meski tergores atau terbakar.

Comments

Popular posts from this blog

Toksikologi Lingkungan : Sejarah, Sumber, Jenis, dan Dampaknya

Manfaat Kunyit Hitam (Curcuma Aeruginosa)