Penyakit Roseola yang Menyerang Bayi : Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya
Penyakit Roseola yang Menyerang Bayi
: Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya
1. Pengertian Roseola.
Roseola
atau dalam istilah medis lainnya disebut roseola infantum, merupakan infeksi
virus yang menyerang bayi atau anak-anak dengan gejala utama berupa demam dan
ruam merah muda di kulit. Usia enam bulan hingga satu setengah tahun merupakan
usia yang paling rentan terkena kondisi ini. Gejala roseola biasanya muncul
setelah virus berinkubasi di dalam tubuh selama 1-2 minggu. Pada tahap awal,
bayi atau anak-anak yang terkena roseola akan mengalami demam tinggi, batuk
beserta pilek, nyeri tenggorokan, dan tidak nafsu makan. Selain gejala-gejala
tersebut, sebagian penderita juga akan mengalami pembengkakan kelenjar di
leher, diare ringan, dan pembengkakan pada kelopak mata. Setelah tiga atau
empat hari kemudian, demam biasanya akan mereda dan dilanjutkan dengan
munculnya ruam berwarna merah muda yang akan memenuhi bagian punggung, perut,
dan dada. Bahkan pada beberapa kasus, ruam-ruam yang tidak terasa gatal atau
sakit ini juga muncul di bagian wajah dan kaki. Dalam waktu dua hari biasanya
ruam akan berangsur-angsur menghilang.
2. Penyebab Roseola.
Roseola
biasanya disebabkan oleh virus HHV-6 atau virus herpes tipe 6. Penularan virus
ini sama seperti kasus-kasus pilek pada umumnya, yaitu secara langsung ketika
anak Anda turut menghirup butiran-butiran liur yang dikeluarkan oleh anak
penderita roseola yang sedang berada di dekatnya melalui batuk atau bersin dan
secara tidak langsung ketika anak Anda memegang benda yang telah terkontaminasi
virus HHV-6 atau berbagi penggunaan sesuatu dengan anak penderita roseola,
misalnya piring, gelas, dan sendok.
3. Pengobatan Roseola.
Roseola
biasanya sembuh dalam waktu satu minggu (terhitung dari munculnya demam sampai
ruam) cukup melalui perawatan di rumah. Namun apabila anak Anda mengalami demam
tinggi hingga lebih dari 39,4 derajat celsius, ruam di kulitnya masih belum
hilang setelah tiga hari, atau bahkan mengalami kejang-kejang akibat demamnya,
segera periksakan dirinya ke dokter. Komplikasi kejang yang berkaitan dengan
demam pada kasus roseola sebenarnya merupakan hal yang jarang terjadi. Saat
anak Anda mulai mengalami demam, pastikan dia beristirahat di atas tempat
tidurnya secara total sampai kondisinya benar-benar pulih. Jagalah suhu kamar
anak Anda agar tetap sejuk dan jangan beri dia selimut yang terlalu tebal. Berikan
anak Anda minum sesering mungkin meski dia tidak merasa haus agar demam bisa
cepat reda dan terhindar dari dehidrasi. Sebisa mungkin hindari penggunaan
obat-obatan pereda rasa sakit, seperti ibuprofen atau parasetamol, kecuali anak
Anda merasa tertekan akibat kondisinya tersebut. Jangan berikan aspirin pada
anak di bawah usia 16 tahun tanpa resep dari dokter. Hal terpenting yang harus
Anda lakukan ketika akan memberikan anak Anda obat adalah selalu menaati petunjuk
penggunaannya, baik yang tertera pada kemasan (apabila obat tersebut dijual
bebas di apotik) maupun dari dokter (apabila diresepkan). Pemberian dosis di
luar ketentuan bisa berbahaya.
4. Pencegahan Roseola.
Anak-anak
yang sudah pernah terkena roseola umumnya tidak akan terkena kondisi ini lagi
untuk kedua kalinya karena antibodi yang sudah mampu melawan virus HHV-6 sudah
terbentuk. Karena itu kasus roseola pada orang dewasa merupakan hal yang sangat
langka, terkecuali penderita belum pernah terkena kondisi ini saat kecil atau
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena suatu kondisi (misalnya
akibat virus HIV atau akibat efek samping pengobatan kemoterapi). Hingga saat
ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah roseola karena itu langkah terbaik
yang bisa dilakukan untuk mencegah penularannya adalah menjauhkan anak Anda
dari penderita agar tidak terpapar. Begitu pula sebaliknya, jika anak Anda
sedang sakit roseola, liburkan dahulu seluruh aktivitas yang biasa dia lakukan
di luar (misalnya bermain atau belajar) hingga gejalanya sembuh total. Jangan
lupa untuk selalu menjaga kebersihan apabila terdapat penderita roseola di
rumah agar kita tidak menjadi media penularan secara tidak langsung di luar.
Comments
Post a Comment