Tes Kesuburan : Memastikan Mandul atau Subur
Tes Kesuburan : Memastikan Mandul
atau Subur
Hampir seluruh pasangan
yang baru menikah, ingin segera memiliki keturunan. Meski demikian, tidak semua
pasangan bisa seberuntung itu. Wanita sering kali dipersalahkan jika pasangan
tidak dapat memiliki keturunan. Nyatanya hal tersebut tidak selalu benar.
Sebanyak 40 persen kasus kemandulan berasal dari pria, kemudian 40 persen lagi
dari pihak wanita. Sisanya, sebanyak 20 persen merupakan masalah komplikasi
dari keduanya.
1.
Pengertian
Mandul.
Organisasi
Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan, infertilitas atau kemandulan adalah
gangguan pada sistem reproduksi. Kondisi tersebut menyebabkan kegagalan untuk
mencapai kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi selama
12 bulan berturut-turut.
A. Infertilitas primer
terjadi ketika pasangan belum pernah memiliki anak.
B. Infertilitas sekunder adalah
kegagalan untuk memiliki anak berikutnya setelah anak pertama.
Berbagai
hal dapat menjadi penyebab ketidaksuburan ini, termasuk infeksi pada pria atau
wanita. Berikut karakteristik kesuburan
:
a.
Karakteristik
Sel Sperma Pria yang Subur.
Karakteristik reproduksi pria yang sehat
ditandai dengan kemampuan testis memproduksi sel sperma sehat yang mencukupi.
Sperma sehat harus memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan dan membuahi
sel telur setelah terjadinya ejakulasi di dalam alat kelamin wanita. Tes
kesuburan pada pria bertujuan mengetahui apakah ada gangguan dalam proses
tersebut.
b.
Karakteristik
sel telur wanita yang subur.
Karakteristik reproduksi wanita yang
sehat ditandai dengan organ indung telur yang mampu melepaskan sel telur sehat.
Saluran reproduksi kemudian membawa sel telur tersebut ke dalam tabung saluran
indung telur, sehingga dapat terjadi pembuahan oleh sperma usai berhubungan
seksual. Sel telur yang sudah dibuahi kemudian bergerak ke rahim. Tes kesuburan
pada wanita dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam proses
tersebut. Sebagian besar dari
pasangan yang mengeluhkan masalah ketidaksuburan disebabkan oleh masalah
terhambatnya ovulasi pada saluran indung telur, saluran tuba falopi yang
terhambat atau masalah dengan sperma. Sementara pasangan lainnya tidak berhasil
memiliki anak meski semua hasil tes kesuburan normal.
2.
Faktor-faktor
Penting untuk Diagnosis Kesuburan.
Ketika
Anda dan pasangan berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan hambatan
kesuburan, beberapa faktor akan ditanyakan untuk membantu mengidentifikasi
kemungkinan akar permasalahannya, antara
lain:
A.
Usia.
Seiring dengan pertambahan usia, maka
kesuburan wanita akan menurun.
B.
Anak.
Bagi wanita, kemungkinan dokter akan
bertanya mengenai kelahiran yang sebelumnya, komplikasi yang pernah Anda hadapi
selama hamil. Termasuk kasus keguguran yang pernah dialami. Sementara bagi
pria, kemungkinan akan ditanyai mengenai anak yang Anda miliki dalam hubungan
sebelumnya.
C.
Berapa
lama Anda dan pasangan sudah berusaha untuk hamil.
Faktor ini sangat penting dalam
merencanakan kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan berusia 19-26
tahun yang berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, 92 persen di antaranya
akan hamil setelah satu tahun dan 98 persen hamil setelah dua tahun. Sementara
bagi pasangan usia 35-39 tahun, sebanyak 82 persen akan hamil setelah satu
tahun dan 90 persen setelah dua tahun. Jika Anda masih berusia muda dan sehat,
serta belum terlalu lama berusaha untuk hamil, kemungkinan akan disarankan
menunggu beberapa saat lagi.
D.
Hubungan
Seksual.
Untuk melakukan diagnosis, dokter akan
bertanya mengenai seberapa sering Anda berhubungan seks. Sekaligus mengenai
kemungkinan kesulitan yang Anda hadapi. Meski Anda mungkin merasa malu, sangat
penting untuk memberi keterangan terbuka dan jujur kepada dokter. Jika permasalahannya
hanya pada saat berhubungan seks, kemungkinan lebih mudah mengatasinya.
E.
Jangka
waktu setelah melepas Alat Kontrasepsi.
Anda akan ditanya mengenai jenis
kontrasepsi yang pernah digunakan dan sejak kapan menghentikannya. Untuk
beberapa jenis kontrasepsi, butuh beberapa waktu sebelum kesuburan penggunanya
kembali ke tingkat yang normal.
F.
Sejarah
Medis dan gejala yang dialami.
Untuk memeriksa kesuburan, kemungkinan
dokter akan bertanya mengenai kondisi medis Anda sebelumnya, termasuk infeksi
menular seksual. Untuk wanita, Anda akan ditanya mengenai jadwal haid dan
apakah terjadi pendarahan di antara masa haid atau setelah melakukan hubungan
intim.
G.
Obat
- obatan.
Sebagian pengobatan dapat memberi efek
samping ketidaksuburan. Dokter yang memeriksa akan bertanya lebih lanjut
mengenai obat-obatan yang Anda konsumsi dan kemungkinan pengobatan alternatif.
Jangan lupa informasikan juga obat-obatan tanpa resep yang Anda konsumsi.
H.
Gaya
Hidup.
Beberapa gaya hidup tidak sehat dapat
memengaruhi kesuburan seseorang. Dokter yang memeriksa kesuburan biasanya akan
meminta keterangan mengenai apakah Anda merokok, berapa berat badan Anda,
intensitas mengonsumsi minuman keras, dan tingkat stres yang Anda alami.
3.
Beberapa
Jenis Tes Kesuburan.
Kondisi
kesehatan secara umum dapat memengaruhi tingkat kesuburan. Tes kesuburan sering
kali diawali dengan tes fisik secara keseluruhan. Kemudian akan dilanjutkan
dengan tes-tes khusus pada bagian reproduksi.
A.
Untuk
Pria, Tes Reproduksi yang khusus dilakukan antara lain:
1.
Analisis
Sperma.
Anda akan diminta memberikan contoh air
mani untuk dilakukan pemeriksaan. Dapat diperoleh melalui masturbasi atau saat
berhubungan seksual dan mengeluarkan air mani ke tempat khusus. Kemudian akan
dilakukan analisis mengenai kualitas dan kuantitas.
2.
Ultrasound Transrectal
and Scrotal.
Melalui proses pemeriksaan USG ini,
dokter dapat mengetahui potensi terjadinya gangguan atau sumbatan pada saat
terjadi ejakulasi.
3.
Pemeriksaan
Hormon.
Untuk pemeriksaan hormon, perlu
dilakukan guna menentukan tingkat testosteron dan hormon pria lainnya.
4.
Biopsi
Testis.
Untuk melakukan tes ini, perlu diambil
sampel dari jaringan testis. Tes ini bertujuan untuk memeriksa jika ada masalah
pada proses produksi sperma.
5.
Pemeriksaan
Genetik.
Kemungkinan dilakukannya tes ini untuk
mengetahui apakah ada kelainan genetik yang dapat menyebabkan ketidaksuburan.
6.
Pemeriksaan
lain.
Pada sebagian kasus, tes lain terhadap
darah atau air mani bisa dilakukan untuk menentukan penyebab sperma tidak dapat
membuahi sel telur dengan efektif.
B.
Untuk
wanita, Tes Kesuburan dimulai dengan
a.
Pemeriksaan
Fisik,
b.
Catatan
Riwayat Kesehatan
c.
Pemeriksaan
Ginekologi.
Berikut
ini beberapa tes yang mungkin akan dilakukan:
1.
Tes
ovulasi.
Diperlukan pemeriksaan darah untuk
mengukur tingkat hormon untuk menentukan apakah Anda berovulasi dan dapat
menghasilkan sel telur secara teratur.
2.
Pemeriksaan
cadangan sel telur pada ovarium.
Tes ini akan membantu mengetahui
kualitas dan kuantitas sel telur yang tersedia untuk ovulasi. Pemeriksaan ini
kerap diawali dengan tes hormon pada awal siklus menstruasi.
3.
Tes
pencitraan.
Tes ultrasound ini bertujuan mencari
kemungkinan gangguan pada rahim atau tabung saluran indung telur. Jika tidak
ditemukan, dapat dilakukan teshysterosalpingography sebagai lanjutan
pemeriksaan secara lebih detail.
4.
Hysterosalpingography.
Tes yang sering disingkat sebagai HSG
ini akan mengevaluasi kondisi rahim dan tabung saluran indung telur. Untuk
melakukan tes ini, Anda akan disuntikkan cairan kontras X-ray ke dalam
rahim. Kemudian dilakukan pemotretan X-ray untuk menentukan apakah
rongga tersebut normal, sekaligus memastikan cairan mengalir dengan baik dari
tabung saluran indung telur. Sering kali ditemukan penyumbatan atau masalah
lain melalui tes ini.
5.
Tes
hormon lainnya.
Kemungkinan Anda akan diminta melakukan
tes hormon terkait lainnya. Misalnya Hormon Tiroid dan pituitari atau hipofisis
yang juga turut mengendalikan proses reproduksi.
Dalam menjalani serangkaian pemeriksaan kesuburan,
terkadang tidak hanya berkisar masalah fisik, namun juga harus dipertimbangkan
mengenai faktor emosi dan biaya. Untuk itu dibutuhkan kesabaran, kerja sama,
dan saling mendukung antar pasangan demi mencapai tujuan.
Comments
Post a Comment