Cara Membudidayakan Jamur Tiram
Cara Membudidayakan Jamur Tiram
A. Pendahuluan.
Budidaya
jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia.
Investasi yang dibutuhkan untuk memulai udaha budidaya jamur tiram cukup murah
dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah membuat baglog, media tanam
yang telah diinokulaikan dengan bibit jamur. Nama latin jamur tiram
adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompok Basidiomycota.
Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna
putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa
ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu, jamur
tiram sering disebut jamur kayu.
Ada dua kegiatan utama dalam
budidaya jamur tiram.
1. Tahap
pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam
media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti
kapas.
2. Tahap
kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.
Untuk
pendatang baru, biasanya memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog
menjadi daging buah. Sementara pengadaan, baglog yang siap tumbuh didapat
dengan membeli dari pihak lain. Kemudian setelah usaha budidayanya berkembang
dan volumenya banyak, baru mencoba membuat baglog sendiri.
B. Menyiapkan Kumbung.
Kumbung
atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur.
Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan
baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan
kelembaban. Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa
dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan
menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas.
Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan
untuk menyiram jamur bisa meresap. Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak
berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun
baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar.
Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan. Ukuran
ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat
2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas
rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan
jumlah baglog yang akan dibudidayakan. Sebelum baglog dimasukkan kedalam
kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu.
Berikut langkah-langkahnya: 1
1.
Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk
menyimpan baglog dari kotoran.
2.
Lakukan pengapuran dan penyemprotan
dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog
dimasukkan ke dalam kumbung.
3.
Setelah bau obat hilang, masukkan
baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi
serabut putih.
C. Menyiapkan Baglog.
Baglog
merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog
adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus
plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada
lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Pada usaha budidaya
jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun
bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli
dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya. Saat
ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp.
2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat
baglog jamur tiram.
D. Cara Merawat Baglog.
Terdapat
dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni :
1. Diletakkan
secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas.
2. Secara
horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua
cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih
aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke
dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja,
penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
Berikut cara-cara perawatan
budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut :
1.
Sebelum baglog disusun, buka
terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih
5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah
kelembaban.
2.
Setelah itu, potong ujung baglog
untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan
dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.
3.
Lakukan penyiraman dengan sprayer.
Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin
sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari,
tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.
E. Panen Budidaya Jamur Tiram.
Bila
baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium,
biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh
dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila
perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan
jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan
kompos.
Pemanenan
dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila
ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya
masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi
agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan
cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya
berkisar 2-3 minggu.
Comments
Post a Comment