Penyakit Gondongan (Mumps) : Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Penyakit Gondongan (Mumps) :
Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
A. Pengertian Gondongan. (Epidemic
Parotitis / Mumps)
Gondongan
adalah infeksi virus pada satu atau kedua kelenjar ludah parotis (di bagian
pipi dan rahang). Penyakit ini seringkali menjangkiti anak-anak berusia 5
sampai 9 tahun. Namun, orang dewasa juga memiliki risiko terkena infeksi ini
apabila tidak tervaksinasi. Penyakit yang disebabkan oleh paramyxovirus ini
memiliki masa inkubasi antara 18 hingga 21 hari. Virus ini masuk dari saluran
pernapasan (hidung, mulut, dan tenggorokan) ke dalam kelenjar ludah penderita.
Selain kelenjar ludah, paramyxovirus juga bisa masuk dalam cairan serebrospinal
yang mengelilingi dan melindungi otak serta tulang belakang.
B. Penyebab Gondongan.
Penderita
penyakit ini bisa menularkan virus ini pada orang lain dengan sejumlah cara. Beberapa di antaranya adalah:
1. Batuk,
bersin atau berbicara.
2. Menggunakan
sebuah benda seperti gelas atau peralatan makan yang sama dengan orang lain.
3. Menyentuh
benda atau permukaan tanpa mencuci tangan, kemudian orang lain menyentuhnya.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika
penderita sebisa mungkin mengurangi kontak fisik dengan orang lain sampai
betul-betul sembuh.
C. Gejala Gondongan.
Sebagian
penderitanya ada yang tidak merasakan gejala sama sekali sehingga tidak tahu
bahwa sedang terinfeksi virus penyebabnya.
Apabila terjadi indikasi, umumnya
bisa berupa :
1. Sakit
kepala.
2. Mulut
kering.
3. Nyeri
otot dan sendi.
4. Kelelahan.
5. Nyeri
ringan pada bagian perut.
6. Nafsu
makan hilang.
7. Demam
tinggi.
8. Kelenjar
ludah di bawah kuping akan membengkak dan sensitif.
Meski
tidak tergolong serius, infeksi ini sebaiknya tetap diperiksakan ke dokter
ketika anak Anda atau Anda merasakan gejala-gejala tersebut.
D. Diagnosis dan Komplikasi Gondongan.
Karena
sulit dideteksi, dokter umumnya akan menganjurkan pasien untuk menjalani tes
darah apabila dicurigai mengidap gondongan. Sebab, darah penderita akan
mengandung antibodi untuk melawan paramyxovirus. Paramyxovirus biasanya
menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak, namun bisa menimbulkan sejumlah
komplikasi pada orang dewasa.
Komplikasi - komplikasi yang
mungkin terjadi adalah :
1. Orchitis
atau peradangan testis. Peradangan ini bisa terjadi pada penderita pria yang
sudah memasuki usia pubertas.
2. Oophoritis
atau peradangan pada ovarium; bisa terjadi pada penderita wanita yang sudah
memasuki usia pubertas.
3. Enchephalitis
(peradangan pada otak).
4. Meningitis,
yaitu peradangan pada jaringan pembungkus otak dan sumsum tulang belakang.
5. Pankreatitis
yang dapat membuat penderita merasakan nyeri di perut bagian atas, mual, dan
muntah.
6. Mastitis
atau peradangan pada dada yang juga bisa terjadi pada penderita wanita pada
usia pubertas.
7. Ketulian.
E. Pengobatan Gondongan.
Tidak
ada pengobatan spesifik untuk penyakit ini. Kebanyakan penderitanya akan pulih
kembali setelah kurang lebih 2 minggu. Agar
bisa meringankan gejala, penderita disarankan untuk melakukan langkah - langkah
berikut :
1. Mengonsumsi
makanan yang mudah ditelan.
2. Menempelkan
kompres air hangat atau dingin pada kelenjar yang membengkak untuk mengurangi
rasa nyeri.
3. Beristirahat
dan mengonsumsi banyak cairan.
4. Mengonsumsi
obat pereda nyeri sesuai anjuran dokter jika dibutuhkan.
F. Pencegahan Gondongan.
Penyakit
ini bisa dicegah dengan vaksin MMR (measles-mumps-rubella) yang akan diberikan
2 kali, saat anak berusia 15-18 bulan, dengan minimal jarak 6 bulan. Vaksin ini
kemudian harus diulangi saat anak memasuki usia 6 tahun. Vaksin MMR mampu
mencegah hampir semua kasus gondongan beserta komplikasinya. Rumor yang
menyatakan bahwa vaksin ini bisa menyebabkan autisme juga tidak terbukti secara
klinis. Risiko vaksin ini dalam menimbulkan gangguan kesehatan serius pun
sangat kecil. Namun sama seperti obat, vaksin juga bisa menimbulkan beberapa
efek samping yang biasanya muncul 7-12 hari setelah pemberian. Contoh efek
samping yang mungkin terjadi meliputi demam, muncul ruam, serta pembengkakan
kelenjar pada bagian leher atau pipi.
Comments
Post a Comment