Cara Budidaya Jambu Air : Mengenal Jenisnya dan Hama yang Menyerangnya
Cara Budidaya Jambu Air : Mengenal Jenisnya
dan Hama yang Menyerangnya
A. Pendahuluan.
Jambu
air merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini tergolong
dalam suku myrtaceae (jambu-jambuan). Budidaya jambu air cukup mudah
bila dilakukan di daerah tropis seperti Indonesia.
Potensi
pasarnya cukup besar, masyarakat mengonsumsi jambu sebagai buah mejad atau
makanan olahan seperto rujak dan manisan. Buah segar yang kaya akan
kandungan air ini termasuk buah musiman, ketersedian melimpah pada musim-musim
tertentu.
B. Mengenal jenis-jenis jambu air.
Jambu
air memiliki aneka jenis dengan bentuk. Beberapa jenis jambu air yang banyak
ditemui di pasaran antara lain:
1. Jambu
air Cengkih.
2. Jambu
ar Madu.
3. Jambu
air King Citra.
4. Jambu
air Kampret.
5. Jambu
air King Rose.
6. Jambu
air Lilin.
7. Jambu
air Maduran.
8. Jambu
air Irung Petruk.
9. Jambu
air Kancing.
C.
Cara
budidaya jambu air.
1.
Lokasi
budidaya.
Jambu air tumbuh baik pada ketinggian
antara 5 – 500 meter dari permukaan laut. Jika pohon di tanam di wilayah lebih
tinggi hasilnya kurang optimal. Atau setidaknya perlu perawatan yang lebih
khusus agar produktivitasnya memuaskan.
Tanaman ini menghendaki pencahayaan
matahari langsung dengan insentitas sektar 40-80 persen dalam sehari. Suhu
optimal bagi perkembangannya berkisar 10-28°C dengan tigkat kelembaban 50-80%.
2.
Pembibitan.
Perbanyakan tanaman jambu air bisa
dilakukan dengan 2 cara, yakni
a. Cara
Generatif.
Cara Generatif adalah cara memperbanyak
tanaman dengan biji. Cara ini membutuhkan waktu yang panjang mulai dari
perbanyakan, penanaman hingga tanaman berbuah berbuah. Sedangkan
b. Cara
Vegetatif.
Cara Vegetatif adalah proses perbanyakan tanaman
tidak dengan biji. Pada jambu air bisa dilakukan dengan penyangkokan, okulasi
dan penyetekan.
Budidaya
jambu air yang menggunakan bibit vegetatif lebih cepat dalam berbuah. Hal ini
terjadi karena sejatinya pohon sudah memiliki umur. Berbeda dengan bibit jambu
air yang menggunakan biji karena pertumbuhan pohon harus secara alamiah dan
membutuhkan waktu lama untuk bisa berbuah.
Pola
penanaman jambu air dengan bibit vegetatif juga sangat direkomendaskan
untuk budidaya menggunakan pot atau polibag. Karena bibit
vegetatif akan memiliki ukuran yang lebih pendek namun sudah dapat
berbuah.
Salah
satu perbanyakan vegetatif yang populer adalah dengan cara cangkok. Berikut Beberapa Tipsnya :
a.
Pilih induk yang berumur sekitar 10
– 15 tahun.
b.
Pilh indukan yang memiliki kualitas
tumbuh atau kesuburan bagus, jambu yang enak, dan lebat.
c.
Cabang yang akan dicangkok
hendaknya memiliki fisik bagus dan tidak cacat.
d.
Cangkok pada cabang dan biarkan
hingga akar cukup panang.
e.
Jika akar sudah panjang, potong
dbagian bawah cangkokan dan bibit jambu air siap untuk di tanam.
3.
Penanaman
bibit.
Setelah mendapatkan bibit yang
diinginkan, selanjutnya melakukan penanaman. Penanaman bibit jambu air
sebaiknya diatur dengan jarak sekitar 8 x 8 meter agar daun bisa lega dan tidak
saling tindih. Kemudian buatlah lubang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, biarkan
lubang terbuka selama 2 3 hari bisa juga diberikan pupuk kandang sebagai pupuk
dasarnya. Setelah itu bibit tanaman siap dimasukkan ke dalamnya.
Tutupi dengan tanah yang sudah dicampur
dengan pupuk kompos lalu siram. Proses penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari, agar setelah ditanam pohon tidak langsung terkena sinar terik.
Pohon perlu adaptasi agar tidak stres dengan alam yang baru. Ketika melakukan
penanaman pada musim kemarau, lakukan penyiraman tiap pagi dan sore. Sementara
jika menanam pada musim penghujan perhatikan agar pohon tidak tergenang
air dalam waktu yang lama.
4.
Pemupukan
tanaman.
Pemupukan
adalah hal yang wajib dilakukan pada budidaya jambu air
agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang lebat.
Pemupukan jambu air dimulai dari pertama tanam, yakni mencampurkan pupuk kompos
saat penanaman bibit seperti penjelasan di atas.
Setelah pemupukan awal, selanjutnya
pohon jambu air cukup mendapatkan pupuk 3 bulan sekali atau minimal 2 kali
dalam setahun. Pengairan perlu di perhatikan agar tidak tergenang saat musim
hujan dan tidak kekeringan saat musim kemarau tiba.
Cara pemupukan jambu air adalah dengan
meletakan pupuk pada jarak sekitar 1 meter dari pohon. Buat sebuah lobang dan
masukan pupuk di lobang tersebut. Masalah gulma dan rumput liar juga penting
untuk di pantau agar pohon tidak terganggu pertumbuhanya karena gulma-gulma.
Perhatkan pula masalah hama dan penyakit yang mungkin menyerang. Jika pohon
terkena hama atau penyakit maka lakukan penanganan secepatnya.
5.
Pemangkasan
cabang.
Untuk mendapatkan buah yang lebat dan
maksimal maka perlu dilakukan pemotongan pada cabang atau dahan-dahan jambu
air. Pemotongan ini dilakukan agar tajuk baru bisa terbentuk sehingga
mendapatkan kanopi yang sempurna. Kanopi dan cabang yang memiliki potensi
berbuah menjadi lebih banyak sehingga ketika pada saatnya berbuah, pohon akan
memiliki banyak ranting yang berbuah.
Selain itu, pemotongan juga dilakukan
untuk mengurangi pohon jambu air yang terlalu rimbun. Pada pohon yang terlalu
rimbun banyak cabang yang nantinya tidak berbuah dan jarang terkena sinar
matahari, lebih baik dipotong saja agar cabang-cabang yang berpontensi berbuah
bagus bisa tumbuh maksimal.
6.
Pemanenan.
Saat jambu air sudah mulai berbunga,
salah satu hama yang banyak menyerang adalah lalat buah. Lalat buah ini
biasanya akan menyerang bunga yang sudah berumur sekitar 15 hari dan akan
membuat bunga menjadi gugur atau buah jambu air menjad busuk. Untuk mengatasi
serangan bunga jambu dari hama lalat buah, maka bunga perlu dilakukan
pembungkusan. Jika ternyata bunga sudah terserang hama lalat, maka penanganan
lah yang perlu dilakukan.
Penanganan dapat dilakukan dengan
memberikan fungisida serta insektisida dengan dosisi secukupnya. Jambu air
biasanya akan berbuah 2 kali dalam setahun, yakni pada kisaran bulan
Juni-Agustus dan November-Desember. Panen dapat dilakukan jika buah sudah
matang. Matangnya jambu air biasanya ditandai dengan ukuran yang besar (sesuai
varietas), berubah dari hijau menjadi kemerah-merahan (tergantung varietas).
Proses pemanenan dilakukan beberapa kali
dengan cara petik pilih. Hal ini dilakukan karena jambu air tidak matang secara
bersama-sama sehingga pemananenan hanya dilakukan pada jambu air yang matang.
Untuk menjaga agar jambu air bisa tetap segar sedkit lebih lama maka lakukan
penyimpanan pada lemari pendingin.
Pada budidaya jambu air menggunakan
bibit cangkokan, jambu air dapat berbuah setelah 8-12 bulan setelah penanaman.
Meskipun buah tidak terlalu banyak karena ranting juga masih sedikit. Jambu air
akan mulai banyak berbuah ketika sudah menginjak tahun ke 3 atau ke 4.
D. Hama Penyakit Tanaman Jambu Air.
Tanaman
jambu air dan semua tanaman lain sudah barang tentu banyak hama dan penyakit
yang biasa menyerang.
Berikut
ini beberapa hama yang biasanya suka menyerang (bukan hanya jambu, tanaman lan
juga bisa kena hama / penyakit ini) pada tanaman jambu :
1.
Ulat
Kupu - kupu Gajah.
Memiliki ukuran sepanjang sekitar 1,2 cm
dengan warna hijau. Ulat kupu-kupu gajah akan menyerang jambu dengan cara
bertelur pada daunnya. Hal ini jika dibiarkan akan membuat daun menjadi berlubang
karena dimakan oleh si ulat dan anaknya. Jika serangan ulat ini dibiarkan
begitu saja, maka biasanya daun akan mengerut, kemudian menguning, dan ahirnya
mati.
Cara yang baik untuk menanggulangi
serangan ulat kupu-kupu gajah adalah dengan mengumpulkan semua telur dalam daun
dan ulatnya kemudian musnahkan. Namun cara ini tidak efektif untuk dilakukan di
lahan budidaya jambu air yang luas, jika pada lahan luas bisa menggunakan
pestisida untuk pengendaliannya.
2.
Kutu
Perisai Hijau.
Kutu ini memiliki ukuran yang sangat
kecil sehingga susah untuk dilihat. Namun dapat diketahui dengan pola serangan
yang dilakukannya. Jika kutu perisai hijau sedang beraksi maka dirinya akan
menempel pada bagian belakang daun. Pada daun yang terkena kutu perisai hijau
maka daun akan memliki bercak hitam seperti jelaga.
Untuk menangani serangan kutu perisai
hijau bisa menggunakan hewan pemangsanya. Hewan pemangsa kutu perisai hjau
adalah kepik. Namun saat musim penghujan datang, hama ini akan menghilang
dengan sendirinya.
3.
Kelelawar
atau Codot.
Hewan malam ini suka makan aneka
buah-buahan, termasuk jambu air. Kelelawar akan menyerang jambu air saat sudah
berbuah.
Untuk menanggulangani serangan kelelawar
atau codot bisa dengan menutup pohon atau buah menggunakan penutup untuk melindungi
buah jambu air.
4.
Tumbuhan
Benalu.
Benalu adalah tanaman yang tumbuhnya
dengan menempel di tumbuhan lain. Pohon jambu yang ditumbuh benalu akan membuat
sari pati makanan disedot oleh tanaman benalu. Hal ini membuat pohon jambu
tidak dapat tumbuh dengan maksimal.
Untuk mengatasi benalu pada pohon jambu
air maka bersihkan pohon dari benalu tersebut dan sebisa mungkin jangan
menyakiti pohon jambu airnya.
5.
Lalat
buah.
Lalat buah dapat menyerang bunga yang
hampir menjadi buah. Lalat buah akan menyerang dengan cara bertelur pada daging
buah jambu. Lalu setelah lava lalat buah menetas, lava ini akan memakan buah
jambu tersebut dari dalam sehingga buah rusak, membusuk dan banyak
bolong-bolongnya. Untuk menanggulanginya bisa menggunakan insektisida diazinon.
6.
Penggerek
batang.
Penggerek batang akan menyerang dibagian
batang jambu air bukan di bagian daun. Tanda - tanda pohon sudah terkena hama
penggerek batang adalah kulit pohon menjadi terkelupas dan dari dalamnya
mengeluarkan getah.
Untuk melakukan penanggulangan pada serangan
penggerek batang maka bisa memanfaatkan insektisida.
Comments
Post a Comment