Penyakit Hidrosefalus : Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya
Penyakit Hidrosefalus : Gejala,
Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya
A. Pengertian Penyakit Hidrosefalus.
Sesuai dengan makna dari namanya,
yaitu air pada kepala, hidrosefalus disebabkan oleh penumpukan cairan dalam
rongga tengkorak. Pada bayi yang tengkoraknya belum menutup sempurna, penyakit
ini akan menyebabkan pembesaran ukuran kepala. Penumpukan cairan akan
meningkatkan tekanan dalam rongga tengkorak.
Kondisi inilah yang berpotensi
menimbulkan kerusakan pada otak yang akan memicu gangguan pada kualitas
perkembangan, kemajuan fisik, dan kecerdasan bayi. Tak hanya pada bayi,
penyakit ini juga bisa menyerang orang dewasa. Terutama pada lansia yang
berusia di atas 60 tahun.
B. Gejala Hidrosefalus.
Gejala kondisi ini berbeda-beda,
berdasarkan usia penderita.
a. Bayi di Bawah 1 Tahun.
1.
Ukuran lingkar kepala yang terus bertambah dengan cepat.
2.
Ubun-ubun yang menonjol.
3.
Mata yang terus menatap ke bawah.
4.
Kekuatan otot yang lemah.
5.
Susah makan.
6.
Muntah.
7.
Kejang-kejang.
8.
Tidak henti-hentinya rewel.
9.
Terlalu sering tidur.
b. Balita dan Anak-anak.
1.
Kepala yang besar dan melebihi ukuran normal.
2.
Suara tangisan yang melengking, namun singkat.
3.
Perubahan bentuk wajah.
4.
Mudah marah atau rewel.
5.
Perubahan watak.
6.
Kejang otot.
7.
Mata juling.
8.
Kesulitan konsentrasi.
9.
Rasa mengantuk berlebihan.
10. Sakit kepala.
11. Kejang.
12. Pertumbuhan yang terhambat.
13. Kehilangan koordinasi gerak tubuh.
14. Mual dan muntah.
15. Tidak bisa menahan buang air kecil
atau sering mengompol.
c. Dewasa hingga Lansia.
1.
Kehilangan koordinasi gerakan.
2.
Sulit berjalan secara normal.
3.
Sakit kepala yang berkepanjangan (kronis).
4.
Sulit konsentrasi.
5.
Gangguan penglihatan.
6.
Gangguan kandung kemih.
7.
Kemampuan mengingat yang terganggu.
Waspadai
gejala-gejala yang muncul terkait penumpuikan cairan ini agar bisa mendapatkan
penanganan secepatnya.
Penyakit ini bisa berpotensi
menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
C. Penyebab Hidrosefalus.
Pada kondisi normal, cairan
serebrospinal pada kepala mengalir melewati rongga ventrikel otak dan saraf
tulang belakang. Namun berbeda pada penderita hidrosefalus. Jumlah cairan
tersebut terus bertambah dan menumpuk di rongga ventrikel otak penderita.
Sehingga tekanan otak akan meningkat dan
merusak jaringannya.
Jumlah aliran cairan serebrospinal
bisa meningkat, disebabkan oleh :
1. Otak terlalu banyak memproduksi
cairan serebrospinal.
2. Gangguan kemampuan penyerapan cairan
serebrospinal dari pada pembuluh darah.
3. Terdapat penyumbatan yang menghambat
aliran normal dari cairan serebrospinal.
4. Faktor yang Memengaruhi Kemungkinan
Hidrosefalus.
5. Bayi bisa mengalami kondisi ini
bahkan sebelum dilahirkan. Umumnya akibat dari kelainan gen, infeksi rubella
pada ibu, dan ruas tulang belakang yang tidak menutup sempurna.
Sementara penumpukan cairan pada bayi dan anak-anak bisa disebabkan oleh
faktor lain. Di antaranya adalah :
1.
Bayi prematur yang mengalami perdarahan pada otak.
2.
Mengalami meningitis, khususnya saat masih bayi.
3.
Cidera yang terjadi pada sebelum, selama, dan sesudah persalinan.
4.
Trauma atau cidera kepala.
5.
Tumor pada sistem saraf pusat.
Pada orang dewasa, kondisi ini juga ditandai oleh peningkatan cairan serebrospinal. Meski
demikian, biasanya tidak ada perubahan pada tekanan otak. Namun pembengkakan
tetap terjadi.
Akibatnya, muncul gangguan fungsi
otak. Menderita meningitis, mengalami cidera pada kepala, terjadi perdarahan
pembuluh darah otak, serta menjalani pembedahan otak termasuk dalam faktor
risikonya.
D. Diagnosis Hidrosefalus.
Pada proses awal, dokter akan
memeriksa kondisi fisik penderita. Contohnya, mata yang melesak, refleks yang
lama, ubun-ubun yang menonjol, serta pembesaran diameter kepala.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih
mendetail, dokter akan menganjurkan serangkai pemeriksaan. Tes-tes yang akan
dijalani umumnya meliputi USG, MRI, atau CT scan.
E. Pengobatan Hidrosefalus.
Penanganan yang dilakukan bertujuan
untuk mencgah kerusakan otak yang lebih parah.
Ada 2 jenis prosedur yang bisa
menjadi pilihan, yaitu :
1. Memasukkan selang penyalur cairan.
Prosedur
ini akan mengurangi kelebihan cairan serebrospinal. Pemasangan selang ini
bersifat permanen dan butuh pemantauan rutin oleh dokter.
2. Ventrikulostomi atau pembuatan lubang
pada dasar atau di antara ventrikel sehingga cairan serebrospinal bisa mengalir
keluar.
F. Pencegahan Hidrosefalus.
Penyakit ini termasuk dalam gangguan
kesehatan yang tidak bisa dicegah. Tetapi para ahli memperkirakan ada beberapa
tindakan yang bisa ditempuh untuk meminimalkan risikonya. Bagi ibu hamil,
dianjurkan untuk menjalani pola makan yang sehat agar janin sehat. Siapkan juga
persalinan dengan saksama supaya bayi bisa lahir dengan normal.
Mendapatkan vaksinasi untuk ibu hamil
dan untuk bayi saat sudah dilahirkan pun penting. Langkah ini akan
menghindarkan ibu dan bayi dari infeksi.
Sedangkan bagi orang dewasa, risiko
kondisi ini bisa dihindari dengan mengutamakan keselamatan. Terutama
menghindari cidera pada kepala. Contohnya, selalu memakai helm mengendarai
motor.
Comments
Post a Comment