Anemia Ibu Hamil : Jenis, Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatannya
Anemia Ibu Hamil : Jenis, Gejala,
Penyebab, Pencegahan dan Pengobatannya
A.
Pengertian
Anemia dalam Kehamilan.
Anemia
adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah
pada sel darah kurang dari 12% gram (Winkjosastro,2002) sedangkan Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat
pewarna merah pada sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7 bulan
(Saifuddin,2002).
Jadi
Anemia bukan penyakit kurang darah tapi, kurangnya sel darah merah karena
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah yang rendah
dalam darah.
B.
Jenis
– Jenis Anemia dalam Kehamilan.
Anemia dalam kehamilan dapat di
bagi menjadi :
1.
Anemia
defesiensi besi (62,3%).
Anemia defisiensi besi adalah Anemia
yang terjadi akibat kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah dalam
darah. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi
dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena
terlampau banyk besi keluar dari badan , misalnya perdarahan.
a.
Diagnosis.
Untuk Anemia defesiensi besi yang berat
di tandai dengan ciri-ciri yang khas yaitu mikrisitosis dan hipokromasia.
Untuk Anemia defesiensi besi yang ringan
tidak selalu di tandai dengan cirri-ciri khas , banyak yang bersifat normositer
dan normokrom.
Sifat
lain yang khas yaitu :
1. Kadar
besi serum rendah.
2. Daya
ikat besi serum tinggi.
3. Protoporfirin
eritrisit tinggi.
4. Tidak
di temukan hemosiderin dalam sum-sum tulang.
b. Prognosis.
Prognosis Anemia defesiensi besi dalam
kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak . Persalinan dapat berlangsung seperti
biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi lain . anemia berat dalam
kehamilan muda yang tidak di obati dapat menyebabkan abortus dan dalam
kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama , perdarahan post partum dan
infeksi. Walaupun bayi yang di lahirkan dari ibu yang menderita anemia
defesiensi besi tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang
yang barubeberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infatum.
c. Pencegahan dan Pengobatan.
Di daerah dengan frekuensi kehamilan
yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfat ferrosus atau glukonas
ferrosus, cukup 1 tablet sehari. Selain itu, ibu di beri nasehat untuk makan
lebih banyak protein dan sayur yang banyak mengandung mineral dan vitamin.
2.
Anemia
megaloblastik (29,0%).
Anemia megaloblastik adalah anemia yang
disebabkan karena defesiensi asam folat.
a. Diagnosis.
Diagnosis anemia megaloblastik dibuat
apabila ditemukan megeloblas atau promegaloblas dalam darah atau sum-sum tulang
belakang.
b. Prognosis.
Anemia megaloblastik dalam kehamilan
mempunyai prognosis cukup baik . Pengobatan dengan asam folat hampir selalu
berhasil.
c.
Pencegahan
dan Pengobatan :
1. Asam
folat 15-30 mg per hari.
2. Vitamin
B12 3×1 tablet per hari.
3. Sulfas
ferosus 3×1 tablet per hari.
4. Pada
kasus berat diberikan penambah darah.
3.
Anemia
hipolastik (8,0%).
Anemia hipoplastik yaitu Anemia yang
disebabkan oleh penurunan fungsi kerja sumsum tulang untuk membentuk sel darah
merah baru.Pengobatannya yaitu dengan transfuse darah.
4.
Anemia
hemolitik (0,7%).
Anemia hemolitik adalah Anemia yang
disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
pembuatanya.
a. Gejala
utamamya adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan.
b. Pengobatanya
: Tergantung pada jenis anemia ini serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh
infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obtan, hal ini tidak memberikan hasil sehingga
penambah darah berulang dapat membantu penderita.
C.
Gejala
Anemia Pada Ibu Hamil.
1.
Pucat.
2.
Sering pusing.
3.
Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai.
4.
Nafas terengah-engah.
5.
Nyeri dada.
6.
Mata berkunang-kunang.
7.
Lidah luka.
8.
Nafsu makan turun.
9.
Mual dan muntah yang berlebihan
pada hamil muda.
D.
Penyebab
Anemia dalam Kehamilan.
Anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan pembentuk protein sel darah
merah dan perdarahan secara mendadak bahkan tidak jarang keduanya saling
berhubungan (Safuddin,2002).
Menurut mochtar (1998) penyebab
anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya
bahan pembentuk protein sel darah merah dalam makanan yang dikonsumsi,
Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar 1000mg :
1. 500mg
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah.
2. 300mg
untuk bayi.
3. 200mg
untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein sel darah merah setiap hari.
Rata-rata ibu hamil normal perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau meyerap 20%
yang masuk.
b. Penyerapan
bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak sempurna akibat mencret yang
sudah berlangsung lama, pembedahan tertentu pada slauran pencernaan seperti:
lambung. Bahan pembentuk protein sel darah merah diserap dari saluran
pencernaan. Sebagian besar diserap dari usu halus bagian atas terutama usus 12
jari. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan, maka penyerapan dari saluran
pencernaan menjadi tidak sempurna. Hal itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan
pembentuk protein sel darah merah didalam tubuh sehingga pembentukan sel darah
merah terhambat.
c. Kehilangan
darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi berat, luka, kanker dan
perdarahan pada lambung dan usus akibat tindakan pemberian obat. Kehilangan
banyak darah tersebut menyebabkan terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein
sel darah merah dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah terganggu.
d. Kurang
gizi.
e. Penyakit-penyakit
yang sudah berlangsung lama seperti TBC paru,cacing usus, malaria.
E.
Faktor
Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil.
1.
Umur
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.
Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
Wintrobe (1987) menyatakan bahwa usia
ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil
maka semakin rendah kadar hemoglobinnya.
Muhilal et al (1991) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
presentasi anemia semakin besar.
Pada penelitian ini belum menunjukkan
adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka kejadian anemia semakin
besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga
35 tahun.
2.
Paritas.
Semakin banyak jumlah kelahiran
(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia Artinya ibu hamil
dengan paritas tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia
dibanding yang paritas rendah.
3.
Jarak
Kehamilan Yang terlalu Dekat.
Salah satu penyebab yang dapat
mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak kelahiran pendek.
Menurut Kramer (1987) hal ini disebabkan
kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan pemulihan factor
hormonal dan adanya kecendrungan bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
4.
Pengetahuan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi
menyangkut pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan,
tanda dan cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu
hamil dari anemia.
Semakin rendah pengetahuan kesehatan
reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
5.
Pemeriksaan
Antenatal Care.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga professional yaitu Dr Ginekolog dan Bidan
serta memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, Tablet
Fe).
Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang
atau tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
6.
Pola
makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.
Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan
sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat
dan produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap orang
harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan
makanan yaitu KH, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu. (Kodyat,
1995).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur
dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet
Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia,
khususnya anemia kekurangan besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif
karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat
mencegah anemia karena kekurangan asam folat. Ibu hamil yang kurang patuh
konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh
konsumsi tablet Fe.
F.
Akibat
Anemia Pada Ibu Hamil.
1.
Akibat anemia pada usia kehamilan 3
bulan pertama.
a. Dapat
terjadi keguguran.
b. Cacat
bawaan.
2.
Akibat anemia pada usia kehamilan
4-9 bulan.
a. Persalinan
belum cukup bulan.
b. Perdarahan
dalam melahirkan.
c. Gangguan
pertumbuhan bayi dalam kandungan.
d. Bayi
kekurangan oksigen dalam kandungan sampai menyebabkan kematian.
e. Mudah
terkena infeksi.
3.
Akibat anemia saat melahirkan.
a. Gangguan
kekuatan mengejan.
b. Melahirkan
berlangsung lama.
c. Tertahannya
plasenta dan perdarahan saat melahirkan.
4.
Akibat anemia terhadap bayi.
a. Kematian
dalam kandungan.
b. Cacat
bawaan.
c. Kecerdasannya
rendah.
d. Bayi
lahir dengan anemia.
e. Berat
badan bayi lahir kecil.
G.
Tujuan
Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil.
Tujuan
dari pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan
jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu dan
untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk protein sela darah merah pada bayi.
H.
Pencegahan
dan Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil.
1.
Pemberian tambahan bahan pembentuk
protein sel darah merah selama masa kehamilan (± 90 tablet) dalam satu hari 1
tablet ( satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 200 πg asam folat ).
Minum dengan air putih dan jangan minum
dengan air kopi atau dengan air the karena akan menghambat penyerapan.
Efek sampingnya yaitu : rasa tidak enak
di hulu hati, mual, muntah dan mencret.
2.
Memakan makanan yang banyak
mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah seperti :
a. Telur.
b. Susu.
1. Ibu
hamil 0-3 bulan = 1 gelas.
2. Ibu
hamil 4-7 bulan = 1 gelas.
3. Ibu
hamil 7-9 bulan = 1 gelas.
c. Hati.
d. Ikan.
1. Ibu
hamil 0-3 bulan = 1 ½ potong.
2. Ibu
hamil 4-7 bulan = 2 potong.
3. Ibu
hamil 7-9 bulan = 3 potong.
e. Daging.
f. Tempe.
1. Ibu
hamil 0-3 bulan = 3 potong.
2. Ibu
hamil 4-7 bulan = 4 potong.
3. Ibu
hamil 7-9 bulan = 5 potong.
g. Sayuran
yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk, daun singkong).
1. Ibu
hamil 0-3 bulan = ½ mangkok.
2. Ibu
hamil 4-7 bulan = 3 mangkok.
3. Ibu
hamil 7-9 bulan = 3 mangkok.
h. Buah
- buahan (jeruk, jambu biji, pisang, tomat).
1. Ibu
hamil 0-3 bulan = 2 buah.
2. Ibu
hamil 4-7 bulan = 2 buah.
3. Ibu
hamil 7-9 bulan = 2 buah.
3.
Periksa secepat mungkin apabila
terdapat tanda-tanda anemia agara langkah-langkah pencegahan bisa segera
dilakukan.
Comments
Post a Comment