Budidaya Tanaman Wortel : Ciri, Syarat Tumbuh, Pemeliharaan, Hama dan Penyakit Tanaman
Budidaya Tanaman Wortel : Ciri,
Syarat Tumbuh, Pemeliharaan, Hama dan Penyakit Tanaman
A. Pengertian dan Ciri – cirinya :
Wortel
adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer
sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain
itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. G, serta zat-zat lain
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Sosok
tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi.
Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah
menjadi umbi bulat dan memanjang.
Umbi
berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa
renyah dan agak manis.
B. Syarat Tumbuh Wortel.
Wortel
merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24° C), lembap, dan
cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di
daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang wortel sudah dapat
ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada
tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5.
Tanah
yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan
intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah.
Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat
perkembangan umbi.
C. Pedoman Budidaya Wortel.
1.
Pengolahan
Tanah.
Tanah yang akan ditanami wortel diolah
sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup
subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100
kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar
1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah
kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat
lebih tinggi lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25
cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman.
2.
Penanaman.
Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10
m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman
atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Jika membeli, pilihlah benih
yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai
dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu
proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu
digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain.
Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal,
lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan segera ditutup
dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air.
Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera
diangkat.
D. Pemeliharaan.
Setelah tanaman tumbuh segera
dilakukan pemeliharaan.
1. Pemeliharaan
pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali
sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan
jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan
bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera
diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman
yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang
berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar
matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi
berjarak antara 5- 10 cm.
2. Pemeliharaan
selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman berumur
dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan
kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah
sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada.
3. Cara
pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat
memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu
bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak
terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari
secara langsung.
E. Hama dan Penyakit Wortel.
Ada beberapa hama yang penting
diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya
sebagai berikut :
1.
Manggot
- manggot (Psila rosae).
Umbi wortel yang terserang
memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada
umbi.
Penyebab kerusakan ini adalah sejenis
lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif
perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum
berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat di perbaiki,
sebaiknya dicabut dan dibuang.
Pencegahannya, saat tanaman wortel masih
muda disiram dengan larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk
lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian.
2.
Semiaphis
dauci.
Serangan hama ini ditandai dengan
terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting,
dan dapat menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda
sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna
abu-abu bernama Semiaphis dauci.
Pemberantasan dan pengendaliannya
dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat
pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter.
3.
Bercak
daun cercospora.
a. Penyakit
ini ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di
pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama
pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat.
b. Penyebab
penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh
angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun muda.
Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang
telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman.
c. Cara
pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung
zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot
400-800 1/ha.
4.
Busuk
hitam (hawar daun).
a. Gejala
penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai
hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga
mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan
terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru
tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan
tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang
busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang
kehitaman pada permukaan bagian yang busuk.
b. Penyebab
penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium
carotae.
c. Pengendaliannya
dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang sehat, dan
membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam atau dibakar).
Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1
dengan volume semprot 400-800 1/ha.
F. Panen dan Pasca Panen.
Wortel
dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh
terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai
konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya.
Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan
sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan.
Comments
Post a Comment